Tuesday, July 1, 2014

Pemancing Yang Hebat

Diceritakan tentang sebuah kejadian yang dialami dua orang pemancing yang sama-sama 
hebat, berinisial A dan B. Kedua pemancing itu selalu mendapatkan banyak ikan. Pernah 
kedua pemancing tersebut didatangi oleh 10 pemancing lain ketika memancing di sebuah 
danau. Seperti biasa, kedua pemancing itu mendapatkan cukup banyak ikan. Sedangkan 
10 pemancing lainnya hanya bisa gigit jari, karena tak satupun ikan menghampiri kail 
mereka. 

Ke sepuluh pemancing amatir itu ingin sekali belajar cara memancing kepada kedua 
pemancing hebat tersebut. Tetapi keinginan mereka tidak direspon oleh pemancing
berinisial A. Sebaliknya, pemancing berinisial A tersebut menunjukkan sikap kurang
senang dan terganggu oleh kehadiran pemancing-pemancing amatir itu. 

Tetapi pemancing berinisial B menunjukkan sikap yang berbeda. Ia bersedia menjelaskan 
tehnik memancing yang baik kepada ke-10 pemancing lainnya, dengan syarat masing-
masing diantara mereka harus memberikan seekor ikan kepada B sebagai bonus jika 
masing-masing diantara mereka mendapatkan 10 ekor ikan. Tetapi jika jumlah 
ikantangkapan masing-masing diantara mereka kurang dari 10, maka mereka tidak perlu
memberikan apapun. 

Persyaratan tersebut disetujui, dan mereka dengan cepat belajar tentang tehnik
memancing kepada B. Dalam waktu dua jam, masing-masing diantara pemancing itu
mendapatkan sedikitnya sebakul ikan. Otomatis si B mendapatkan banyak keuntungan. 
Disamping mendapatkan `bonus‟ ikan dari masing-masing pemancing bimbingannya, si 
B juga mendapatkan 10 orang teman baru. Sementara pemancing A, yang pelit membagi 
ilmu, tidak mendapatkan keuntungan sebesar keuntungan yang didapatkan oleh si B. 

Kisah di atas menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan akan jauh lebih bermanfaat bila 
diamalkan. 
“Hanya dengan cara kita mengembangkan orang lain yang membuat kita berhasil 
selamanya,” kata Harvey S. Fire Stone. 
Karena tindakan tersebut disamping menjadikan kita lebih menguasai ilmu pengetahuan, 
kita juga mendapatkan keuntungan dari segi finansial, pengembangan hubungan sosial, 
dan lain sebagainya. 
“Jika Anda membantu lebih banyak orang untuk mencapai impiannya, impian Anda akan 
tercapai,” imbuh Zig Ziglar, seorang motivator ternama di Amerika Serikat. 

Bentuk pemberian tak harus berupa uang, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya, 
melainkan juga dalam bentuk kasih sayang, perhatian, loyalitas, motivasi, bimbingan dan 
lain sebagainya semampu yang dapat kita berikan. “Make yourself necessary to
somebody. Jadikan dirimu berarti bagi orang lain,” kata Ralph Waldo Emerson. 
Kebiasaan memberi seperti itu selain memudahkan kita memperluas jalinan hubungan 
sosial, tetapi juga membangun optimisme karena merasa kehidupan kita lebih berarti.

No comments:

Post a Comment