Monday, July 14, 2014

Diejek dan Mengejek / Di-Bully dan Mem-Bully

Menurut rekan-rekan semua, lebih baik kita mengejek atau kita diejek ? Lebih baik kita mem-bully atau kita di-bully ? Saya yakin, rekan-rekan semua, secara idealis, sudah tau jawaban dari pertanyaan diatas. dan jawaban idealisnya adalah lebih baik diejek atau di-bully. Tapi dalam kehidupan, terkadang paham idealis sangat sulit untuk diterapkan. Kita biasanya menggunakan paham realistis yang berkata daripada diejek, lebih baik kita yang mengejek. Daripada ditekan orang, lebih baik kita yang menekan orang. Saya salah satu orang yang, dalam hal ini, lebih memegang paham idealis.


Saya lebih baik diejek, di-bully, atau ditekan daripada saya melakukannya terhadap orang lain. Yang ingin saya garis bawahi adalah, silahkan orang lain mengejek, menekan, ataupun mem-bully saya. Asalkan saya tidak merasa seperti itu, maka tidak ada masalah apapun. Masalah selesai.

Jadi yang terpenting adalah pandangan dan penghargaan kita pada diri kita sendiri. Jika seseorang mengejek kita seperti anjing, misalnya, kita cukup melihat diri kita sendiri apakah benar kita seperti anjing, jika kita tidak menemukan unsur anjing di diri kita (tidak ada ekor, lidah tidak selalu keluar, dll) maka masalah selesai. Tidak ada yang perlu dipermasalahkan disini.

Jika orang menekan kita dengan berkata, sudah lebih baik menyerah saja, kamu tidak akan bisa melakukan hal itu, kamu tidak akan bisa sukses, kita cukup melihat jauh kedalam diri kita sendiri. Apakah kita yakin akan sukses atau tidak, apakah kita yakin bisa melakukan hal tersebut atau tidak. dan jika kita yakin kita akan bisa melakukan hal tersebut dan sukses, maka sama lagi seperti diatas, tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Karena memang tidak ada masalah disana.

Yang kerap menjadi masalah adalah kita terlalu percaya kepada perkataan orang lain daripada kepada diri sendiri. Sehingga saat orang lain mengejek atau menekan kita, kita sering kali percaya dengan perkataan orang tersebut. Hal tersebut membuat kita merasa tidak aman, dan secara naluriah, yang akan kita lakukan saat kita merasa tidak aman adalah menyerang. Terkadang kita menjadi marah, perasaan kita menjadi jelek, atau bahkan kita merendahkan diri kita sendiri.

Pandanglah diri kita sendiri setinggi-tingginya dan biarkan satu orangpun merusak citra diri yang sudah kita bangun. Tidak peduli apapun yang mereka katakan, apapun yang mereka lakukan, jangan sampai kita terpengaruh.


terinspirasi dari : salah satu buku karangan Ajahn Brahm

No comments:

Post a Comment