Tuhan menciptakan alam raya dengan segala keindahan dan kemanfaatannya.  lantas setelah itu diciptakannya manusia sebagai penghuni bumi. Setelah  beberapa lama tinggal, bekerja, berhidup akhirnya manusia merasa lelah  dan kesepian.
Manusia pada awalnya diciptakan hanya berumur 30 tahun saja.
Pada usia ke duapuluh tahun,lalu, manusia menghadap pada Tuhan.
"Tuhan, aku lelah bekerja sendiri di dunia"
"lantas, apa maumu?" Tanya Tuhan.
"Aku butuh teman untuk bekerja, teman yang kuat"
"Baiklah, tunggu sebentar"
lantas Tuhan berkarya dengan kuasaya, maka terciptalah binatang yang  kuat, bernama Kerbau.
"Nah, ini, kuciptakan teman untukmu bekerja, Kerbau, dan kuberi kerbau  ini usia seperti usaiamu, 30 tahun! "
"Tuhan, aku tidak mau selama itu di dunia, apalagi mengabdi pada  manusia, cukup beri aku usia 10 tahun saja, itupun sudah terlalu lama"  kata Kerbau.
"Lantas, bagaimana dengan 20 tahun yang kamu tolak? Usia itu harus  terpakai, nah kamu manusia, maukan kutambahkan 20 tahun lagi untuk  tinggal di dunia, menerima kelebihan usia kerbau yang dia tolak?" tanya  Tuhan pada manusia.
"Baik, aku terima" tegas jawab manusia.
Kembali waktu berlalu, manusia sudah bekerja lebih nyaman karena ada  kerbau yang menggantikan tenaganya. Dan manusia bertambah kaya. lantas,  kembali dia mengeluhkan semua itu, bingung lantaran tidak ada yang  menjaga kekayaannya. Kembali manusia menghadap tuhan.
"Tuhan, berkat kerbau yang kau ciptakan untukku, sekarang aku semakin  bertambah kaya, banyak hasil bumi tersipan di rumah, aku jadi was-was,  karena rumah sepi tak ada yang menjaga" keluh manusia.
"Lantas, apa yang kamu maui sekarang?" Tanya Tuhan.
"Bisakah kau ciptakan lagi mahluk untuk menjaga kekayaanku di rumah?"
"baiklah, tunggu sebentar"
Kembali Tuhan berkarya dengan kuasanya, maka terciptalah binatang yang  diberi nama Anjing.
"Nah, itu telah kuciptakan penjaga untukmu, dan kuberi Anjing ini usia  30 tahun" kata Tuhan.
"Aku tidak ingin selama itu hidup di dunia" tolak anjing, "cukup 10  tahun saja aku mengabdi pada manusia" jawab Anjing.
"Lantas, bagaimana dengan 20 tahun yang kamu tolak? Usia itu harus  terpakai, kerbau, maukan menerima 20 tahun usia lebih ini?
"Tidak, Tuhan, dulu saja aku menolak, apalagi sekarang" tegas sergah  Kerbau.
"Bagaimana dengan kamu manusia, maukan kutambahkan 20 tahun lagi?" Tanya  Tuhan pada manusia.
"Tentu aku mau" mantab jawaban manusia.
Waktu bergerak lagi. Manusia sekarang makin sukses, nyaman, tenang,  namun tetap merasa kesepian. Lantas, kembali dia menghadap Tuhan untuk  mengeluh.
"Tuhan, besar anugrahmu pada hidupku, namun sekarang aku merasa  kesepian" keluh manusia.
"Apa lagi yang kamu maui sekarang??" Tuhan bertanya.
"Dapatkan kau berikan aku temen bermain?" rajuk manusia.
"hem, baiklah, tunggulah sebantar" jawab Tuhan.
Kekuasaan Tuhan bekerja untuk berkarya, maka terciptalah satu mahluk  lagi, dia diberi nama Monyet.
"Nah, ini, kembali kuciptakan teman bermain untukmu, usainyapun kuberi  30 tahun" kata Tuhan.
"Enggak! enggak! enggak mau selama itu, cukup 10 tahun saja!" seru  Monyet menyanggah buru-buru.
"Lantas...??"
Belum selesai Tuhan berkata, manusia buru-buru menyahut, "Biar kelebihan  usianya aku yang gunakan!"
Demikianlah, segalanya bergerak seiring waktu, berkat proses penciptaan  dan tawar-menawar itu kini usia manusia jadi bertambah lama. Awalnya  hanya 30 tahun, sekarang menjadi 120 tahun.
Demikian pula segalanya bekerja menuruti sifat usia hewan yang diwarisi  manusia karena pengambilalihan usia mereka. Pada usia sampai 50 tahun,  manusia masih giat bekerja, tenaganya masih sangat besar. Karena  mengambil usaia kerbau selama 20 tahun.
Namun, pada usia 70-90 tahun, sifatnya telah berubah. manusia mulai  malas, tinggal di rumah saja, layaknya penjaga, seperti peran anjing  peliharaannya. bahkan prilakunya pun menyerupai, apapun yang dirasa  tidak nyaman bagi dirinya, manusia ini akan bereaksi dengan kata-kata,  urus itu-urus itu, larang ini larang itu, Seperti anjing yang terus saja  menyalak sesuka hatinya, tak ada yang benar di matanya.
Dan pada usia, 90 tahun keatas, sifatnya menyerupai monyet, yang hanya  senyam-senyum tak karuan, kedap-kedip tidak jelas maksudnya, garuk sana  garuk sini tidak ada yang pasti, malas-malasan.
=======================
Ah, demikianlah kisah renungan ini pernah kudengar, cermin untuk diri  sendiri, bekal penyadaran, semoga kita bisa berbenah sejak dini, agar  sifat kita tetap layaknya manusia yang berakal budi.
semoga mendapat manfaat.
No comments:
Post a Comment