“Sayang, I love you!” Hari ini entah sudah untuk yang keberapa kalinya  suamiku membisikan kata itu dengan lembut tidak saja langsung bibirnya  menempel di telingaku, tetapi juga melalui SMS ketika dia sudah di  kantor. Biasanya akupun langsung membalasnya, I love you too, mas.  Terima kasih telah menjadi suamiku.”
Aku menyadari, aku memiliki beberapa kelebihan, tetapi sesungguhnya  kekuranganku jauh melebihi kelebihan yang aku punya. Aku bukan perempuan  yang cantik jelita seperti ratu balqis, bukan pula wanita kaya raya  seperti ummahatul mu'minin Khadijah. Walaupun tidak buta, tetapi  pemahamanku terhadap Islampun masih perlu perbaikan.Tak banyak yang  istimewa yang aku punya, makanya aku sangat bersyukur sekali Allah  menghadirkan seseorang yang Allah halalkan tidak saja hatinya tetapi  juga fisiknya padaku. Walaupun aku hanyalah perempuan biasa, Allah  memberiku seorang laki-laki yang sholeh, baik, rendah hati dan amat  sangat sayang padaku.
Ibuku pernah berpesan, ada empat perkara yang harus kita perhatikan agar  tercipta syurga dunia dalam rumah tangga. Sebagai seorang istri kita  memang dituntut untuk memaksimalkan kemamapuan agar indah dipandang  mata, sejuk dilihat, tenang ditinggal, membangkitkan gairah, dan  menumbuhkan ketaatan suami kepada Allah. Disamping menjadi ibu yang baik  dalam mendidik anak-anak kita.
Pertama, mampu memberikan kepuasan di tempat tidur. Tempat tidur adalah  ruang yang paling privacy antara kita dan suami. Disanalah biasanya  suami mengurai keletihan setelah bekerja seharian. Tempat tidur juga  merupakan tempat dimana biasanya suami istri menunaikan hajat  seksualnya. Untuk itu istri di tuntut untuk menata tempat tidur dengan  baik, bersih dan harum. Istri perlu memahami kebutuhan seksual suami,  memenuhi ajakan bersetubuh dengan segera, memberikan kepuasan maksimal  dalam bersetubuh, jika perlu tidak ada salahnya istri menawarkan diri.
Kedua, menciptakan keindahan di dalam rumah, menatanya dengan penuh  artistik, serta menjaga harta yang ada di dalamnya. Rumah yang besar  belum tentu menciptakan ketenangan dan kedamaian. Perabotan yang banyak  lagi mahal tidak juga bisa membuktikan penghuninya adalah pasangan yang  berbahagia. Keindahan di sini adalah keindahan yang terpancar dari  tangan lembut dan keikhlasan penatanya, yaitu istri yang sholehah,  qonaah, tawadhu, dan rendah hati.
Ketiga, mendidik dan menjaga anak-anak. Anak-anak adalah amanah,  anak-anak adalah investasi, anak-anak merupakan hiburan bagi kita.  Anak-anak yang bersih, sehat, cerdas adalah dambaan orang tuanya.  Menjadikan anak-anak kita sholeh, cerdas, sehat dan bersih membuktikan  keberhasilan kita mendidik mereka. Suami akan bekerja lebih giat untuk  mencari nafkah jika melihat anak-anak dalam kondisi seperti ini.
Keempat, saling memaafkan. Suami istri berasal dari dua keluarga yang  berbeda, kebiasaan yang berbeda, adat-istiadat yang berbeda, sifat yang  berbeda. Keduanya bukanlah makhluk yang sempurna yang tak pernah salah.  Keduanya sama-sama memiliki kekurangan. Meminta maaf terlebih dahulu  jika memiliki salah dan segera memaafkan suami serta tidak  mengungkit-ungkit lagi kesalahan yang pernah ada akan menautkan lagi  kemesraan kita berdua.
Seorang suami tidak akan memikirkan perempuan lain jika istri mampu  menampilkan semua ini dihadapanya. Memberikan kebahagiaan lahir batin,  menciptakan suasana segar, serta istri yang menentramkan jiwa. Tak akan  pula ada percekcokan, sakit hati atau penyesalan telah mengikat janji  berdua dihadapan Allah aza wajalla. Yang ada adalah ungapan sayang,  kata-kata mesra, cinta yang selalu berbunga, mudah-mudahan berkah Allah  selalu melingkupinya. 
No comments:
Post a Comment