Showing posts with label Inspiring Womens. Show all posts
Showing posts with label Inspiring Womens. Show all posts

Tuesday, April 26, 2011

Wanita Ini Mampu Bekerja Hingga Usia 102 Tahun



Sally Gorgon dan putranya Jim Gordon / Reuters
Jakarta - Luar biasa wanita bernama Sally Gordon ini. Kekuatan fisiknya membuat dia mampu bekerja hingga 102 tahun sebagai pegawai negeri di Amerika Serikat. Wow!

Dilansir Reuters, Rabu (27/4/2011), Gordon sudah bekerja untuk tiga gubernur berbeda di negara bagian Nebraska. Selama itu, dia selalu menolak pensiun. Di usia 75 tahun, Sally memutuskan berkarir sebagai staf legislatif.

Diusianya yang sudah sangat tua, Gordon mengaku pensiun yang diambilnya bukan karena faktor kesehatan. Karena, Gardon memang dikenal sebagai wanita yang hidup sehat dan aktif.

"Saya memutuskan pensiun hanya karena memang sudah waktunya," jelas Gardon.

Dia mengatakan masalah kesehatan bukan faktor dalam keputusannya untuk pensiun pada hari Selasa.

"Saya hanya memutuskan itu adalah waktu untuk melakukannya,"jelasnya.

Dulunya ternyata Gardon seorang model. Dia biasanya mengenakan blazer merah menyala dengan tangan yang selalu terbungkus oleh syalnya.

Gordon berkewarganegaraan Chicago, dibesaran di Fort Collins, Colorado. Dia hijrah ke pada tahun 1927 dan menyaksikan pengrajin Italia mendesain mosaik lantai di State Capitol.

Ada pepatah favorite Gardon yang selalu membuat Gordon bersemangat. "Hidup berlalu dengan kecepatan luar biasa, mungkin itu sebabnya mereka menyebutnya umat manusia"

Gordon tidak akan menyia-nyiakan hari terakhirnya berkerja. Dia berjanji akan bekerja dengan sangat emosional sebelum benar-benar pensiun.

"Saya mencoba untuk hidup setiap saat," katanya.

"Tuhan tidak memberi kita tombol kembali, Dia hanya memberi kita jeda atau maju cepat. Aku masih muda dan saya ingin menikmati pensiun," tandasnya.

(Sumber)

Sunday, April 17, 2011

Demi Hidupi Keluarga, Nenek 70 Tahun Angkat 100 Galon Sehari

Bayangkan seorang nenek yang hanya memiliki berat badan 37,5 Kilogram dengan usia yang sudah senja ini harus menjadi kuli antar air mineral galon yang memiliki berat lumayan bagi orang tua seukuran dia, namun hal itu tetap dilakukan demi membiayai hidup keluarganya, karena nenek ini menjadi tulang punggung kehidupan keluarganya.


Kebanyakan kita hanya bisa mengeluh dan mengeluh berkeluh kesah menjalani kehidupan dan rutinitas pekerjaan yang membosankan dan serasa berat, sekarang coba tanyakan pada diri Anda lebih susah mana apa yang Anda lakukan dalam mencari nafkah ketimbang apa yang dilakukan nenek ini?



Inilah kisah nyata dari salah satu sudut kota Beijing Cina, yang dikutip ruanghati.com dari sebuah situ lokal yaitu Sina.com, dimana seorang nenek yang bernama Gao Meiyun yang berusia 70 tahun musti bekerja keras banting tulang sebagai kuli angkut air mineral galon kerumah-rumah demi membiayai hidup anak nya yang cacat fisik dan membayar perawatan cucunya yang cacat mental dan membutuhkan biaya perawatan.


Ada apa dengan anak sang nenek sehingga sang nenek Gao harus melakukan ini, kondisi anak yang cacat fisik tak bisa berbuat banyak untuk menjalani hidupnya, sehingga sang ibu adalah tulang punggung hidup mereka. Mereka yang tinggal di Shijingshan District Yangzhuang Middle District Beijing mesti mengenal sang nenek yang dikenal sebagai nenek sang pengantar air galon mineral.
Bayangkan galon air mineral yang beratnya 20 kg lebih harus diangkat dan diantarkan sang nenek yang hanya memiliki berat badan 37,5 kg tersebut, sehari sang nenek bisa mengangkat dan mengantar lebih dari 100 galon dari tempat tuannya bekerja ke pelanggan yang memesannya. Beratnya galon bagi sang nenek membuat badannya yang kurus menjadi semakin bungkuk, bayangkan saja sobat ruanghati.com, sejak jam 6 pagi nenek super ini sudah memulai aktifitasnya hingga jam 10 malam.


Betapa perkasanya nenek renta ini menjalani hidupnya yang berat, namun optimis dan semangat tetap ada bersamanya, tidak malukah dia
Nah sobat, apa yang bisa kita ambil hikmah dari cerita ini, pertama adalah rasa syukur dengan kondisi hidup kita saat ini, masih banyak orang diluar sana yang lebih susah hidupnya dari pada kita, yang kedua adalah semangat hidup, seriang kita mengeluh menjalani hidup yang memang cukup berat sekarang ini, namun seberat apapun hidup yang ada dimuka kita tetap musti kita harus tempuh oleh karenanya tetaplah optimis dan penuh semangat, Tuhan tidak pernah terlelap sekejappun untuk melihat usaha apapun yang kita lakukan dan Tuhan Maha Penyanyang sehingga pastinya pertolongan Dia senantiasa akan datang bersama orang-orang yang sabar, bukankah demikian sobat?

Sumber : http://ruanghati.com/2010/10/31/demi-hidupi-keluarga-nenek-70-tahun-angkat-100-galon-air-sehari/

Tuesday, April 12, 2011

Hazel Soares: Si Nenek Renta Yang Sukses Raih Gelar Sarjana

Salut, Nenek 94 Tahun Berhasil Raih Gelar Sarjana

OAKLAND – Tak pernah ada kata terlambat untuk memperoleh gelar kesarjanaan. Buktinya, wanita berusia 94 tahun asal Amerika Serikat yang termasuk diantara 500 wisudawan dalam sebuah upacara di Mills College.

“Memang membutuhkan waktu lama bagi karena saya memiliki kehidupan yang sibuk. Akhirnya saya bisa melakukannya dan membuat saya merasa sangat bangga,” ujar Hazel Soares.
Soares yang memiliki enam anak dan 40 cucu serta cicit itu tercatat sebagai orang kedua tertua yang meraih gelar sarjana.

Nola Ochs dari Kansas masih tercatat sebagai orang tertua meraih gelar sarjana dari Fort Hays State University tiga tahun lalu, pada usia 95 tahun, berdasarkan catatan Guinnes Book of World Records. Saat ini, Ochs yang berusia 98 tahun itu berhasil meraih gelar Master untuk studi liberal dari Fort Hays. 

Terlahir di Richmond, California pada tahun 1915, Soares mengatakan dia ingin duduk di bangku kuliah setelah lulus dari Roosevelt High School in Oakland tahun 1932. Namun, saat itu terjadi krisis besar-besaran.
“Kecuali Anda memiliki bantuan, sangat mustahil untuk bisa masuk universitas. Namun, keinginan itu tidak pernah hilang,” tuturnya.
 
Soares kemudian mengalami dua kali pernikahan dan membesarkan enam anak. Dia bekerja sebagai perawat dan penyedia jasa penyelenggara acara sebelum pensiun dan memutuskan untuk mengejar impiannya untuk meraih gelar sarjana.

Nenek tersebut harus menghabiskan enam tahun kursus di Chabot Collegge yang diselesaikannya pada usia 85 tahun. Kemudian, Soares masuk Mills College pada tahun 2007.

“Kami sangat kagum dan bangga terhadap keberhasilan ibu saya,” ujar Regina Hungerford, anak bungsu Soares. “Hal terbesar yang diajarkannya, kita tidak pernah terlalu tua untuk belajar,” tegasnya.
Para upacara wisudawan Sabtu (15/5), Soares secara khusus memperoleh ucapan selamat dari pembicara utama Universitas, Nancy Pelosi yang disambut dengan sorak sorai dari rekan-rekannya serta lebih dari 40 anggota keluarga yang hadir.

Soares mengaku tidak berencana bersantai-santai setelah meraih gelar tersebut. Memiliki gelar sarjana di bidang sejarah seni, dia berharap dapat bekerja di museum sekitar San Fransisco Bay.
Dia sendiri mengaku tidak mengetahui bagaimana memiliki umur panjang, mengingat tak ada anggota keluarganya yang berusia seperti dirinya. Soares mempercayai, hal itu terkait dengan kebiasaannya mengonsumsi banyak sayuran segar.

Kini Soares masih menyetir mobil sendiri dan memeriksakan kesehatannya hanya satu kali tiap tiga tahun. Dia mengaku, tak mengonsumsi obat-obatan apa pun.
“Tak ada alasan mengapa Anda tidak bisa kembali. Sebagian orang menyerah atau menunda idenya dengan alasan terlambat atau terlalu sulit. Mereka mungkin tidak menyadari, sekali Anda mencoba maka sangat menyenangkan kembali ke sekolah,” ujarnya bersemangat.
Red: Ririn Sjafriani (Republika OnLine)

Sumber: http://www.blogtopsites.com/outpost/1d6797da6d5c2e28e336e0a3ac7f5176

Saturday, March 12, 2011

Ummu Shalih, 82 tahun, Penghafal Al-Qur’an

RUBRIK KELUARGA pada Majalah Ad-Dakwah selalu menghadirkan kepada para pembacanya kisah-kisah yanq penuh keteladanan dan juga berbagai informasi yang menyejukkan hati.
Berikut ini adalah salah satu pengalaman nyata yang dimuat dalam majalah tersebut.  Mari kita simak bersama!
Ummu Shalih. 82 tahun, mulai menghafal Al-Qur’an pada usianya yang ke-70. Tamasyanya ke taman hafalan Al-Qur’an, sungguh sangat menginspirasi. Cita-citanya yang tinggi, kesabaran, dan juga pengorbanannya patut kita teladani.

Baca selengkapnya »

Friday, February 18, 2011

Seorang nenek berkeliling Rusia dengan Sepeda

Tak ada kata tua untuk dapat berprestasi dan meraih hal yang sensasional, mungkin kata itu sangat pantas ditujukan pada Seorang wanita Rusia bernama Yulia Mikhailyuk yang sudah berusia 70 tahun, bagaimana tidak, hanya dengan mengayuh sepeda, nenek itu berhasil menjelajahi Rusia.


Pensiunan dari kota Tver Rusia itu menghabiskan 3 bulan untuk berkeliling Rusia dengan sepedanya, dengan berbekal tekad yang kuat serta makanan dan uang secukupnya, ia memulai petualangan yang tak akan dapat dilupakan. Ia mengawali petualangan bersepedanya dari kota Tver di daerah Rusia tengah dan berakhir di Petropavlovsk-Kamchatsky on the Kamchatka peninsula, yaitu sebuah wilayah yang berada di ujung Timur negara Rusia, Total nenek ini sudah menempuh perjalanan lebih dari 8.000 kilometer dengan sepedanya.




Nama Yulia Mikhailyuk kini tercatat di Russian Guinnes book of records sebagai salah satu penjelajah sepeda tertua di rusia, Bahkan perjalanan bersepeda sepanjang 8.000 kilometer ini bukanlah yang pertama baginya, sebelumnya ia pernah bersepeda sampai 20.000 kilometer beberapa tahun yang lalu. Weleh weleh.....

Dan walaupun sudah mencatat banyak prestasi, ia masih tetap belum puas, ia berencana untuk melakukan penjelajahan yang lebih extreme lagi

“Everybody says I’d better stay with my grandsons and knit socks for them… but my daughters-in-law think the opposite. They say: ‘Yulia Ivanovna, we’re so lucky to have such a good mother like you’,” begitulah jawabnya saat ditanya oleh Russian First Channel perihal petualanganya.

Memang prestasi tak hanya dapat diraih di waktu muda, di waktu tua pun kita tetap bisa berprestasi asalkan mau berusaha dan mempunyai tekad yang kuat.

 Sumber: http://sekedar-tahu.blogspot.com/2010/07/seorang-nenek-berkeliling-rusia-dengan.html

Tuesday, February 15, 2011

KITA PERLU SERIBU WANITA SEPERTINYA


Kisah nyata ini dialami oleh Syaikh Ahmad Ash-Shuyan. Pada edisi Al-Bayan 138, ia mengatakan, "Saya pernah mengikuti wisata dakwah ke Bangladesh bersama tim dokter. Tim ini mendirikan kemah untuk mengadakan pengobatan sakit mata. Suatu hari seorang lelaki tua bersama istrinya menemui dokter dengan ragu-ragu dan bingung. Ketika dokter yang bertugas mengobati itu mendekat, tiba-tiba si istri menangis dan menggigil ketakutan. Dokter itu mengira bahwa wanita tersebut kesakitan akibat penyakit yang dideritanya. Lalu ia bertanya kepada suaminya mengenai hal itu. Sambil menahan air mata si suami menjawab, "Dia menangis bukan karena sakit. Dia menangis karena dia akan terpaksa membuka wajahnya kepada laki-laki lain."

Tadi malam dia tidak bisa tidur karena gelisah dan bingung. Dia berkali-kali menegur saya. "Apakah kamu rela bila aku membuka wajahku?" tanyanya.
Dia baru mau datang untuk berobat setelah saya bersumpah untuknya dengan sumpah yang berat, bahwa Allah memperbolehkan hal itu dalam kondisi darurat. Karena Allah $g berfirman, "Tapi barangsiapa yang terpaksa, tidak menginginkannya dan tidak nielampaiti batas, maka tidak ada dosn baginya." (QS. Al-Baqarah:173).

Saat dokter mendekatinya, ia menjauh dan bertanya, "Anda muslim?" "Ya," jawabnya. Lalu ia berkata, "Jika anda muslim, maka saya minta kepada anda dengan nama Allah untuk tidak membuka penutup saya. Kecuali jika anda merasa yakin bahwa Allah memperbolehkan hal itu bagi anda!"
Operas! terhadap wanita itu berjalan dengan sukses, Selaput putih di matanya berhasil dihilangkan dan ia pun bisa melihat kembali berkat karunia Allah.
Suaminya mengatakan bahwa istrinya pernah berkata, "Andaikata tidak ada dua hal, niscaya aku lebih suka bersabar menerima keadaanku dan tidak ada laki-laki lain yang menyentuhku." Yakni membaca Al-Qur'an, dan melayanimu beserta anak-anakmu. Betapa besar keteguhan hati wanita ini terhadap kemuliaan dan kehormatan dirinya. Dan betapa indahnya bila wanita terlihat terpelihara dan bangga dengan penutup auratnya.
Betapa mulianya iman yang tampil secara nyata, jujur, jauh dari sikap yang dibuat-buat dan berlebihan, serta bersih dari unsur ni/n' (parner) dan noda-noda hawa nafsu.

Bandingkan dengan wanita-wanita yang merusak rasa malunya dan menyerahkan dirinya kepada para penyeru kenistaan dan jura kampanye modernisasi. Akibatnya, mereka selalu memperturutkan syahwatnya, lalu berlomba-lomba dalam merusak dan melepaskan norma-norma yang adiluhung. Bandingkan mereka dengan wanita yang teguh menjaga kehormatan dan kesuciannya dalam kisah ini!
Dan, betapa hati ini tersayat-sayat pilu dan sedih terhadap gadis-gadis remaja yang takluk kepada hawa nafsunya. Dengan penuh kelalaian dan kebodohan mereka menyerahkan diri kepada setiap orang yang bersuara.

sumber: Mausu'atul qashal mu'atsirah, Ahmad Salim Baduwailan, 2007.
Kisah nyata ini dialami oleh Syaikh Ahmad Ash-Shuyan. Pada edisi Al-Bayan 138, ia mengatakan, "Saya pernah mengikuti wisata dakwah ke Bangladesh bersama tim dokter. Tim ini mendirikan kemah untuk mengadakan pengobatan sakit mata. Suatu hari seorang lelaki tua bersama istrinya menemui dokter dengan ragu-ragu dan bingung. Ketika dokter yang bertugas mengobati itu mendekat, tiba-tiba si istri menangis dan menggigil ketakutan. Dokter itu mengira bahwa wanita tersebut kesakitan akibat penyakit yang dideritanya. Lalu ia bertanya kepada suaminya mengenai hal itu. Sambil menahan air mata si suami menjawab, "Dia menangis bukan karena sakit. Dia menangis karena dia akan terpaksa membuka wajahnya kepada laki-laki lain."

Tadi malam dia tidak bisa tidur karena gelisah dan bingung. Dia berkali-kali menegur saya. "Apakah kamu rela bila aku membuka wajahku?" tanyanya.
Dia baru mau datang untuk berobat setelah saya bersumpah untuknya dengan sumpah yang berat, bahwa Allah memperbolehkan hal itu dalam kondisi darurat. Karena Allah $g berfirman, "Tapi barangsiapa yang terpaksa, tidak menginginkannya dan tidak nielampaiti batas, maka tidak ada dosn baginya." (QS. Al-Baqarah:173).

Saat dokter mendekatinya, ia menjauh dan bertanya, "Anda muslim?" "Ya," jawabnya. Lalu ia berkata, "Jika anda muslim, maka saya minta kepada anda dengan nama Allah untuk tidak membuka penutup saya. Kecuali jika anda merasa yakin bahwa Allah memperbolehkan hal itu bagi anda!"
Operas! terhadap wanita itu berjalan dengan sukses, Selaput putih di matanya berhasil dihilangkan dan ia pun bisa melihat kembali berkat karunia Allah.
Suaminya mengatakan bahwa istrinya pernah berkata, "Andaikata tidak ada dua hal, niscaya aku lebih suka bersabar menerima keadaanku dan tidak ada laki-laki lain yang menyentuhku." Yakni membaca Al-Qur'an, dan melayanimu beserta anak-anakmu. Betapa besar keteguhan hati wanita ini terhadap kemuliaan dan kehormatan dirinya. Dan betapa indahnya bila wanita terlihat terpelihara dan bangga dengan penutup auratnya.
Betapa mulianya iman yang tampil secara nyata, jujur, jauh dari sikap yang dibuat-buat dan berlebihan, serta bersih dari unsur ni/n' (parner) dan noda-noda hawa nafsu.

Bandingkan dengan wanita-wanita yang merusak rasa malunya dan menyerahkan dirinya kepada para penyeru kenistaan dan jura kampanye modernisasi. Akibatnya, mereka selalu memperturutkan syahwatnya, lalu berlomba-lomba dalam merusak dan melepaskan norma-norma yang adiluhung. Bandingkan mereka dengan wanita yang teguh menjaga kehormatan dan kesuciannya dalam kisah ini!
Dan, betapa hati ini tersayat-sayat pilu dan sedih terhadap gadis-gadis remaja yang takluk kepada hawa nafsunya. Dengan penuh kelalaian dan kebodohan mereka menyerahkan diri kepada setiap orang yang bersuara.

sumber: Mausu'atul qashal mu'atsirah, Ahmad Salim Baduwailan, 2007.