Waktu adalah sesuatu yang tak terbendung, ia akan terus bergerak sekalipun kita telah lelah untuk beranjak dari tempat kita berdiri, ia akan terus melangkah ke depan sekalipun kita telah kehilangan semangat dalam mengarungi kehidupan ini.
Tapi inilah realitas dari kehidupan, ketika kita merasa telah berjuang begitu keras, ternyata masih banyak kerikil tajam yang masih mengganjal di setiap langkah kita, ketika kita telah berupaya, masih ada kegagalan yang menghampiri kita, masih ada tangis yang mengiringi jalan kita, masih banyak hal yang tidak sesuai dengan harapan kita, apalagi ketika kita memasuki tahun-tahun penuh tantangan seperti ini.
Di keluarga, ketika kita didudukan sebagai anak, kita merasa kurang mendapat perhatian dari orang tua, dan sebaliknya sebagai orang tua, kita merasa anak zaman sekarang sangat sulit dididik, walaupun kita telah berupaya melakukan yang terbaik untuknya, lalu ketika usia kita beranjak senja, sebagai kakek dan nenek, kita merasa ditinggalkan dan terabaikan, kita kesepian.
Di pekerjaan, ketika kita didudukan sebagai karyawan, kita merasa tenaga kita telah diperas habis oleh perusahaan dan sebaliknya sebagai pemilik perusahaan, kita merasa karyawan kita kurang berdedikasi dan tidak bertanggungjawab, dan hanya pintar menuntut. Dan ketika hal itu terjadi pada diri kita, ketika kita dibenturkan dengan masalah-masalah tersebut, kita merasa sebagai makhluk yang paling malang, sebagai insan yang paling menderita di dunia. Kita pun segera bertanya-tanya, mengapa alam begitu tidak adil, mengapa kita harus terlahir menanggung derita-derita yang berkepanjangan ini?
Ketika rentetan peristiwa datang bertubi-tubi dan pertanyaan itu tak terjawabkan, kita dilanda rasa frustasi yang teramat sangat, kita merasa begitu lelah, kita merasa terabaikan, tubuh kita seakan mati rasa, denyut nadi kita berhenti sesaat, kita segera terjebak dalam ruang gelap yang tidak pernah kita tahu kapan berakhirnya. Lalu, sebelum semuanya semakin kelam, mari kita buka mata dan hati kita, mari kita manfaatkan waktu ini untuk merenung, menelaah dan mencari pencerahan dari cerita kecil ini, sang tukang kayu dalam kisah ini mungkin akan membangunkan hati kita.
***********
Dikisahkan, seorang tukang kayu yang telah kelelahan berkarya ingin segera menjalani kehidupan pensiunnya, sejak awal dia adalah tukang kayu yang berbakat, tukang kayu yang berdedikasi tinggi atas pekerjaannya, tukang kayu yang bertanggung jawab penuh. Ketika ia menyampaikan keinginannya kepada Sang Tuan, ia malah diberi tugas terakhir sebelum pensiun, sang Tuan ingin ia membuat sebuah rumah megah untuknya.
Tukang kayu yang berbakat itu tiba-tiba berubah, ia menjadi tukang kayu yang sembrono, tukang kayu yang asal-asalan. Pukulan palu yang harusnya ia ayunkan tiga kali, hanya ia ayunkan satu kali, itu pun ia lakukan dengan tidak sepenuh hati. Dengan terpaksa ia menyelesaikan tugas terakhirnya, ia merasa Sang Tuan tidak lagi berpihak padanya, ia sungguh kecewa. Dan kekecewaannya ia lampiaskan pada pekerjaanya.
Sebuah "Rumah Mewah" yang jauh dari arti "Mewah" akhirnya selesai tepat waktu. Ketika hari pensiun tiba, sang tukang kayu akhirnya mendapat sebuah amplop yang berisi sejumlah uang pensiun dan sebuah “KUNCI” rumah. Ketika ia menerimanya segera ia tersadar, ternyata kunci yang digenggamnya adalah kunci dari "Rumah Mewah" yang baru selesai dibangunnya. "Hadiah special ini dipersembahkan padamu, karena kerjamu yang luar biasa dan berdedikasi selama bekerja di sini." Kata Sang Tuan. Lalu, sang tukang kayu hanya mampu melihat kunci rumah itu dengan "PENYESALAN".
**********
Bukankah kita seperti tukang kayu ini, kita kadang-kadang lupa bahwa kita adalah pembuat rumah untuk diri kita sendiri. Ketika kita membangun rumah masa depan kita dengan sembrono, kita akan mendapatkan rumah yang mungkin kita tidak sukai, tapi itulah rumah yang harus kita tempati, rumah yang kita bangun dengan ayunan tangan kita. Kita boleh merasa kecewa ketika kita mendapati kenyataan bahwa rumah kita tidak seindah yang kita impikan, bahkan reot.
Kita boleh merasa kecewa ketika kita harus melalui kehidupan yang tidak menyenangkan, tapi inilah realitas hidup, sedih yang berkepanjangan tidak akan mengubah rumah yang telah kita bangun dengan tangan kita sendiri, oleh karma yang telah kita tanamkan.
Lalu, mari kita kembali pada kehidupan kita yang keras, yang penuh tantangan, ketika segalanya berubah menjadi kacau dan tidak terkendali, ketika kita begitu frustasi. Saat ini, kita masih diberi waktu untuk mengubah rumah masa depan kita, kita masih diberi waktu untuk memperindah setiap sudut ruangan hati kita. Mari kita kembali renungkan apa yang telah kita perbuat selama ini, bagaimana kita membangun rumah kita, seberapa baik kita telah membangun masa depan kita? Disadari atau tidak, kita dapat membangun rumah kecil kita melalui hal-hal sederhana, kita dapat membangunnya melalui pelukan kita pada Ibu, melalui secangkir kopi yang kita sajikan pada Ayah, melalui kecupan selamat pagi untuk pasangan kita, atau melalui aluran tangan kita untuk menuntun bocah-bocah kecil kita.
Beban berat yang kita pikul akan menjadi lebih ringan, karena tangan-tangan kasih dari ayah bunda, saudara, kerabat dan teman akan membantu kita melaluinya. Dan kita pun akan menjadi kokoh. Melalui kesempatan ini, ketika kita masih ada waktu, selama kita masih diberi kesempatan untuk berbagi kasih sayang, mari kita lakukan hal-hal sederhana itu sekali lagi. Mari peluk Ibu yang di samping kita dan nyatakanlah cinta kita, mari kita kecup kening bocah kecil kita, mari kita genggam tangan pasangan kita dengan mesra, mari kita berjabat tangan dengan teman kita dan katakan betapa kita menghargai persahabatan itu dan mari kita maafkan mereka yang pernah menyakiti kita.
Semoga hari ini, lebih baik dari hari kemarin
Source
Tuesday, December 31, 2013
Sunday, December 29, 2013
Story behind your date of Birth
If U were born on the 1st, 10th, 19th, 28th of any month U r number 1....
If U were born on the 2nd, 11th, 20th, 29th of any month then U r number 2...
If U were born on the 3rd, 12th, 21st, 30th of any month then U r number 3...
If U were born on the 4th, 13th, 22nd, 31st of any month then U r number 4...
If U were born on the 5th, 14th, 23rd of any month then U r number 5...
If U were born on the 6th, 15th, 24th of any month then U r number 6...
If U were born on the 7th, 16th, 25th of any month then U r number 7...
If U were born on the 8th,17th,26th of any month then U r number 8...
If U were born on the 9th,18th,27th of any month then U r number 9...
Number 1
You are smart, straight talking, funny, stubborn, hardworking, honest,Jealous on competing basis, kind hearted, angry, friendly, authorities,Famous
person...always want to be and regarded as first on people position, they are often like to be independent, will never be under others, self confident
people!
You are most likely to fall in love in the younger age, but will get marry when you mature! You are likely to have problems with people who have opposite
views
And you are most likely to take revenge over your enemies in a long time basis. You are a spender, but you will have a good profession in the future.
If you are guy you will be very popular that everybody will have mental attraction and respect at you. You can go anywhere from the local shop to the
heart of the parliament because you are positive and well talented in numerous issues!! But in your life you will always have some people who will work
hard to bring you & your name down. This is undercover!! Coz of your smart behavior you will be hated by some people too...
Your family life is very cool, you will have a very nice partner & wonderful children... You are pioneer, independent & original...
Your best match is 4,6,8 good match is 3,5,7 !!!
Number 2
No matter what, you will be loved by every one coz your ruler is the moon and every one loves the Moon. Well.. You are a person who day dream a lot,
you have very low-self confidence, you need back up for every move in your life, you are very much unpredictable. Means you do change according to
time and circumstances, kind a selfish, have a very strong sense of musical, artistic talent, verbal communication.
Your attitudes are like the Moon, comes to gloom and fade away so everybody can expect changes in you. You can be a next Mahatma Gandhi who does
peace love or you can be a Hitler who wants to destroy the man kind and peace (I mean in the community and your own home).
If you really have a deep thought about your own believe in God you can feel the difference which will make you stronger! Most of the time your words
are a kind of would be happening true! So without any knowledge you can predict the situation. You will become poets, writers, any Artistic business
people!
You are not strong in love, so you will be there and here till you get marry.. If U r a girl you will be a responsible woman in the whole family. If U r
a man you will involve in fights & arguments in the family or Vice-versa. Means you will sacrifice your life for the goodness sake of
Your family...You are gentle , intuitive with a broad vision, a power behind the scenes, well balanced People!!!
Your best match is 2 ,5 ,9 no other people can put up with you !!!
Number 3
You are a person of hard hearted, selfish most of the times, religious, loves to climb up in your life. You always tend to have lots of problems within
your family in the early stages but you will put up with everything.. You have the strong word power, pretty happy face.. So wherever you go always
you have got what you wanted!!! And from the birth always wanted to work hard in order to achieve something.. You will not get anything without hard
work! When you reach a man/ woman age you want other younger once to listen to you because you want younger people to respect people older than
them. You do set so many examples to others.
Generally you are not a cool person. It's not easy thing dealing with you. A tough player you are! But once you like someone's attitude then here you
go, what can I say? It will be a lasting friendship. You always have respect from others.
Your life seems to have lots of worries and problems but sure they won't be long.. you will always have brilliant kids!!! You love the money a bit too
much so temptation will push you to endless trying and trying.. If you are a guy then it's over. Looking after your family and help friends, so you will
spend a life time just being generous and kind (except 21st born men). And number 3s you will
be such an example of how to be in the culture & life!!! If you are girl then you have good character and culture & hardworking attitude. You always
follow.
You are a freedom lover, creative, ambition
focused, a person who brings beauty , hope & joy to this world!!!
Your best match 6 ,9. Good match 1 ,3 ,5 !!!
Number 4
You are very stubborn too, very hard working but unlucky in important matters in life, very cool, helpful, you have rough word power.. Might put lots
of people away from you, you may cause nuisance to others if you are a man, and you often understands others and their problems well. If you are a
girl you are very good with studies and arts. If you are a guy you spend most of the time after girl friends (almost) at times, you will have sort of too
much fun life with mates & girls. Your friends will spend your time & money and get away with their life and you will become empty handed and don't
know what to do... So be careful!! You love to spend anyway!!!
Your good will is you are always there to help family and friends. Tell you what you people are little gem! s, specially the girls.. You always fall in love
in younger age as well. You often live with disappointments, for an example you have got a degree in some thing... but you will be unemployed.. or will
do very ordinary jobs.
But you will take care of your family very well...All you need to be careful of people who will take advantage of your kind heart. And beware of your
relations too..
You are radical, patient, persistent,a bit old-fashioned, you live with foundation & order...
Your best Match 1, 8. Good match 5 ,6 , 7 !!!
Number 5
You are very popular within the community, you can get things done by just chatting..to even enemies! You have a pretty good business mind, you are
often have no-idea what is today is like, or tomorrow is like, you are a person who does anything when your head thinks "lets do this". You will be
famous if you open up a business, get involve in share dealings, music etc.. Very popular with sense of humor ,you are the one your friends and families
will always ask for help, and you are the one actually get money on credit and help your friends. You will have more than 1 relationship, but when u
get settle down you will be a bit selfish anyway. Coz your other half will have a pretty good amount of control in you, be careful! You tend to go for
other relationships! Contacts even you are married at times 'coz your popularity..
You are someone who get along with anyone coz the number 5 is the middle number.. Changes & freedom lovers you are! You are an explorer with magic
on your face. You learn your life through experience and it's your best teacher!!!
Your best match 1 ,2 ,9. Good match 6 ,8 !!!
Number 6
Ooopppss..you are born to enjoy.. You don't care about others. I mean you are always want to enjoy your life time, you are a person.. You will be very
good in either education or work wise or business management! You are talented, kind (but with only people who you think are nice), very beautiful girls
and guys, popular and more than lucky with anything in your lives. All the goodness does come with you. Your mind and body is just made perfect for
love.
You are lovable by any other numbers. But if you are a number 6 man, you will experience kind of looks from most girls and will involve in more than
few relationships until you get married. If you are girl, most of you will get marry/engaged early. You are a caring person towards your family &
friends . If you miss the half-way mark then you are about to suffer physically and mentally. Generally you will lead a very good inner-home happiness
with nothing short of. You are a person of compassion, comfort & fairness, domestic responsibility, good judgment, and after all you can heal this
world wounds to make peace for every life coz you have the great power of caring talent to make this world of love one step further...
Your best match 1, 6, 9. Good match 4, 5 !!!
Number 7
You have got the attraction to anyone out there, you are realistic, very confident, happy, such a talented individual with your education, music, arts,
singing, and most importantly acting too. You have real problems with bad temper! If you are a girl, you are popular with the subjects listed above.
You give up things for your parents. I mean you value your family status a lot, you will be in the top rank when you reach a certain age. If you are a
guy you are popular with girls, you are a very talented too. Most of the number 7s face lots of problems with their marriage life.
Only a very few are happy. You have everything in your life, but still always number 7s have some sort of unfullfilness, such worries all their lifetime.
It's probably the Lord given you all sort of over the standard humans talents and you are about to suffer in family life. So you need to get ready
looking for a partner rather than waiting. If you don't, then you might end-up single. So take care with this issue,
ok?
You are wonderful, friendly, artistic, happy person.. You are born to contribute lots to this world!!!
Your best match is 2. Good matches are 1,4 !!!
Number 8
You are a very strong personality, there's no one out there will understand you. You are very good at pointing your finger at some thing and say "this is
what".
You are more likely to suffer from the early ages. I mean poverty. If your times are not good you might lose either of your parent and end up looking
after your entire family. You often suffer all the way in life.
The problems will not allow you to study further, but you will learn the life in a very practical way. You are the one who will fight for justice and may
die in the war too. You are normally very reserved with handful of friends and most of the time live life lonely and always prepared to help others.
Well. once you get married (which is often late) then your bad lucks will go away a bit and you! u become safe. You will face un-expected problems
such as : the error, government, poisonous animals, accidents.
You are some one with great discipline, persistence, courage, strength which will take you to success. You are a great part of a family team. You are a
fighter!
Your Best match 1 ,4, 8. Good match 5 !!!
Number 9
Hey...you guys are the incompatibles people in the world. You are so strong, physically and mentally... You are often have big-aims. You will work hard
and hard to get there. Normally you suffer in the early age from family problems and generally you will have fighting life.. But when you achieve what
you have done, it's always a big task you have done! You are so much respected in the community, you are a person who can make a challenge and
successfully finish the matter off.
You are very naughty in your younger age, often beaten up by your parents and involve in fights and you seemed to have lots of injuries in your life
time. But when u grow you become calm and macho type.
Love is not an easy matter for you. You are good in engineering or banking jobs coz people always trust you.
Your family life is very good, but will have worries over your children.
Your such qualities are humanitarian, patient, very wise & compassionate.
You are born to achieve targets and serve every one all equally without any prejudice.
You are totally a role model to anybody in the world for a great inspiration.
Your Best match 3, 5, 6, 9. Good match 2 COMMENT BELOW YOUR NUMBER AND SHARE WITH FRIENDS..PICK YOUR COLORED LEAF - PERSONALITY TEST
Saturday, December 28, 2013
Our Self Confidence Can Change Everything ~ Inspiring
A Businessman was deep in debt and could not see any way out.
Creditors and Suppliers were demanding payments. He sat in the park, deep in thought, wondering if anything could save his company from bankruptcy.
Suddenly an old man appeared before him and asked, "I can see that something is troubling you seriously".
After listening patiently the old man said, "I believe I can help you".
He asked the man his name, wrote out a cheque and put it into his hands saying, "Take this money, meet me here exactly one year from today... and you can pay me back at that time".
Then he turned and disappeared as quickly as he had come.
The businessman saw in his hands a cheque for $ 500,000... signed by Warren Buffet, one of the richest men in the world.
"I can erase my worries instantly" he realized.
But instead, the man decided to put the uncashed cheque in his safe, knowing that it might give him the strength to work out to save his business and to use this only in case of dire emergency.
With changed thinking he negotiated better deals, restructured his business and worked rigorously with full zeal and enthusiasm and got several big deals.
Within few months, he was out of debt and started making money once again. Exactly one year later he returned to the park with the uncashed cheque.
As agreed, the old man appeared.
But just as the businessman was about to hand him back the cheque and share his success story, a nurse came running up and grabbed the old man.
"I’m so glad I caught him" she cried. "I hope he hasn’t been bothering you much. He always escapes from the mental hospital and tells people that he is Warren Buffet", saying this she took the old man away.
The surprised man just stood there, stunned!
All year long he had been dealing thinking that he had half a million dollars behind him...
Its not the money, real or imagined that turns our life around.
It is our Self-confidence that gives us the power to achieve anything & everything that we want.
LIKE AND SHARE IF YOU ARE INSPIRED..!
Creditors and Suppliers were demanding payments. He sat in the park, deep in thought, wondering if anything could save his company from bankruptcy.
Suddenly an old man appeared before him and asked, "I can see that something is troubling you seriously".
After listening patiently the old man said, "I believe I can help you".
He asked the man his name, wrote out a cheque and put it into his hands saying, "Take this money, meet me here exactly one year from today... and you can pay me back at that time".
Then he turned and disappeared as quickly as he had come.
The businessman saw in his hands a cheque for $ 500,000... signed by Warren Buffet, one of the richest men in the world.
"I can erase my worries instantly" he realized.
But instead, the man decided to put the uncashed cheque in his safe, knowing that it might give him the strength to work out to save his business and to use this only in case of dire emergency.
With changed thinking he negotiated better deals, restructured his business and worked rigorously with full zeal and enthusiasm and got several big deals.
Within few months, he was out of debt and started making money once again. Exactly one year later he returned to the park with the uncashed cheque.
As agreed, the old man appeared.
But just as the businessman was about to hand him back the cheque and share his success story, a nurse came running up and grabbed the old man.
"I’m so glad I caught him" she cried. "I hope he hasn’t been bothering you much. He always escapes from the mental hospital and tells people that he is Warren Buffet", saying this she took the old man away.
The surprised man just stood there, stunned!
All year long he had been dealing thinking that he had half a million dollars behind him...
Its not the money, real or imagined that turns our life around.
It is our Self-confidence that gives us the power to achieve anything & everything that we want.
LIKE AND SHARE IF YOU ARE INSPIRED..!
Cerita Cinta yang Memberikan Kekuatan Bagi Hidup Manusia
Cinta adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci.
Cinta adalah kaki-kaki yang melangkah membangun samudera kebaikan.
Cinta adalah tangan-tangan yang merajut hamparan permadani kasih sayang.
Cinta adalah hati yang selalu berharap dan mewujudkan dunia dan kehidupan yang lebih baik.
Cinta selalu berkembang, seperti udara yang mengisi setiap ruangan kosong pada diri kita.
Cinta juga seperti air yang selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan.
Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan.
Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.
Semua hanya satu. yaitu CINTA.
Cinta juga yang membuat kita tumbuh, menjadi dan tetap ada.
Cinta ini pula yang menyalakan api, ketika gelap menyapa dan cinta ini pula yang kadang mematikan baranya, ketika dingin menyentuh.
Jejak kemarin mengajarkan bahwa cinta harus dimaknai dengan hati yang jernih, rasa tulus dan saling percaya yang tidak tergoyahkan oleh badai sekalipun.
Jejak kemarin pula mengajarkan rapuhnya cinta bila dibelit oleh nafsu. Rapuhnya cinta yang tidak berani berhenti di satu tempat untuk mengunyah secara utuh dan mendekapnya erat-erat.
Jejak kemarin juga yang mengajarkan sesungguhnya cinta itu sederhana. Ketika kita memeluk dan melihatnya dengan sederhana, maka cinta itu akan lebih kuat makna baranya.
DUNIA INI PANGGUNG SANDIWARA, tetapi isilah alur ceritanya menjadi CERITA CINTA yang penuh dengan kesuciaan hati dan keikhlasan. Percayalah, itu akan memberikan kekuatan bagi hidupmu.
Friday, December 27, 2013
The Letter in the Wallet
The Letter In The Wallet - Love Story - www.storydose.com |
The only thing legible on the torn envelope was the return address. I opened the letter and saw that it had been written in 1924 — almost 60 years ago. I read it carefully, hoping to find some clue to the identity of the wallet's owner.
It was a "Dear John" letter. The writer, in a delicate script, told the recipient, whose name was Michael, that her mother forbade her to see him again. Nevertheless, she would always love him. It was signed Hannah.
It was a beautiful letter. But there was no way, beyond the name Michael, to identify the owner. Perhaps if I called information the operator could find the phone number for the address shown on the envelope.
"Operator, this is an unusual request. I'm trying to find the owner of a wallet I found. Is there any way you could tell me the phone number for an address that was on a letter in the wallet?" The operator gave me her supervisor, who said there was a phone listed at the address, but that she could not give me the number. However, she would call and explain the situation. Then, if the party wanted to talk, she would connect me. I waited a minute and she came back on the line. "I have a woman who will speak with you."
I asked the woman if she knew a Hannah.
"Oh, of course! We bought this house from Hannah's family thirty years ago."
"Would you know where they could be located now?" I asked.
"Hannah had to place her mother in a nursing home years ago. Maybe the home could help you track down the daughter."
The woman gave me the name of the nursing home. I called and found out that Hannah's mother had died. The woman I spoke with gave me an address where she thought Hannah could be reached.I phoned. The woman who answered explained that Hannah herself was now living in a nursing home. She gave me the number. I called and was told, "Yes, Hannah is with us." I asked if I could stop by to see her. It was almost 10 p.m. The director said Hannah might be asleep. "But if you want to take a chance, maybe she's in the day room watching television." The director and a guard greeted me at the door of the nursing home. We went up to the third floor and saw the nurse, who told us that Hannah was indeed watching TV.
We entered the day room. Hannah was a sweet, silver-haired old-timer with a warm smile and friendly eyes. I told her about finding the wallet and showed her the letter. The second she saw it, she took a deep breath. "Young man," she said, "this letter was the last contact I had with Michael." She looked away for a moment, then said pensively, "I loved him very much. But I was only sixteen and my mother felt I was too young. He was so handsome. You know, like Sean Connery, the actor."
We both laughed. The director then left us alone. "Yes, Michael Goldstein was his name. If you find him, tell him I still think of him often. I never did marry," she said, smiling through tears that welled up in her eyes. "I guess no one ever matched up to Michael..."
I thanked Hannah, said good-bye and took the elevator to the first floor. As I stood at the door, the guard asked, "Was the old lady able to help you?"
I told him she had given me a lead. "At least I have a last name. But I probably won't pursue it further for a while." I explained that I had spent almost the whole day trying to find the wallet's owner.While we talked, I pulled out the brown-leather case with its red-lanyard lacing and showed it to the guard. He looked at it closely and said, "Hey, I'd know that anywhere. That's Mr. Goldstein's. He's always losing it. I found it in the hall at least three times."
"Who's Mr. Goldstein?" I asked. "He's one of the old-timers on the eighth floor. That's Mike Goldstein's wallet, for sure. He goes out for a walk quite often."
I thanked the guard and ran back to the director's office to tell him what the guard had said. He accompanied me to the eighth floor. I prayed that Mr. Goldstein would be up.
"I think he's still in the day room," the nurse said. "He likes to read at night...a darling old man."
We went to the only room that had lights on, and there was a man reading a book. The director asked him if he had lost his wallet. Michael Goldstein looked up, felt his back pocket and then said, "Goodness, it is missing."
"This kind gentleman found a wallet. Could it be yours?"
The second he saw it, he smiled with relief. "Yes," he said, "that's it. Must have dropped it this afternoon. I want to give you a reward."
"Oh, no thank you," I said. "But I have to tell you something. I read the letter in the hope of finding out who owned the wallet."
The smile on his face disappeared. "You read that letter?"
"Not only did I read it, I think I know where Hannah is."
He grew pale. "Hannah? You know where she is? How is she? Is she still as pretty as she was?" I hesitated.
"Please tell me!" Michael urged.
"She's fine, and just as pretty as when you knew her."
"Could you tell me where she is? I want to call her tomorrow."
He grabbed my hand and said, "You know something? When that letter came, my life ended. I never married. I guess I've always loved her."
"Michael," I said. "Come with me." The three of us took the elevator to the third floor. We walked toward the day room where Hannah was sitting, still watching TV. The director went over to her.
"Hannah," he said softly. "Do you know this man?" Michael and I stood waiting in the doorway.
She adjusted her glasses, looked for a moment, but didn't say a word.
"Hannah, it's Michael. Michael Goldstein. Do you remember?"
"Michael? Michael? It's you!"
He walked slowly to her side. She stood and they embraced. Then the two of them sat on a couch, held hands and started to talk. The director and I walked out, both of us crying.
"See how the good Lord works," I said philosophically. "If it's meant to be. It will be." Three weeks later, I got a call from the director who asked, "Can you break away on Sunday to attend a wedding?" He didn't wait for an answer. "Yup, Michael and Hannah are going to tie the knot!"
It was a lovely wedding, with all the people at the nursing home joining in the celebration. Hannah wore a beige dress and looked beautiful. Michael wore a dark blue suit and stood tall. The home gave them their own room, and if you ever wanted to see a 76-year-old bride and a 78-year old groom acting like two teen-agers, you had to see this couple.
A perfect ending for a love affair that had lasted nearly 60 year
Wednesday, December 18, 2013
A reply from CEO of J.P. Morgan to a pretty girl seeking a rich husband
A young and pretty lady posted this on a popular forum:
Title: What should I do to marry a rich guy?
I'm going to be honest of what I'm going to say here.
I'm 25 this year. I'm very pretty, have style and good taste. I wish to marry a guy with $500k annual salary or above.
You might say that I'm greedy, but an annual salary of $1M is considered only as middle class in New York.
My requirement is not high. Is there anyone in this forum who has an income of $500k annual salary? Are you all married?
I wanted to ask: what should I do to marry rich persons like you?
Among those I've dated, the richest is $250k annual income, and it seems that this is my upper limit.
If someone is going to move into high cost residential area on the west of New York City Garden(?), $250k annual income is not enough.
I'm here humbly to ask a few questions:
1) Where do most rich bachelors hang out? (Please list down the names and addresses of bars, restaurant, gym)
2) Which age group should I target?
3) Why most wives of the riches are only average-looking? I've met a few girls who don't have looks and are not interesting, but they are able to marry rich guys.
4) How do you decide who can be your wife, and who can only be your girlfriend? (my target now is to get married)
Ms. Pretty
A philosophical reply from CEO of J.P. Morgan:
Dear Ms. Pretty,
I have read your post with great interest. Guess there are lots of girls out there who have similar questions like yours. Please allow me to analyse your situation as a professional investor.
My annual income is more than $500k, which meets your requirement, so I hope everyone believes that I'm not wasting time here.
From the standpoint of a business person, it is a bad decision to marry you. The answer is very simple, so let me explain.
Put the details aside, what you're trying to do is an exchange of "beauty" and "money" : Person A provides beauty, and Person B pays for it, fair and square.
However, there's a deadly problem here, your beauty will fade, but my money will not be gone without any good reason. The fact is, my income might increase from year to year, but you can't be prettier year after year.
Hence from the viewpoint of economics, I am an appreciation asset, and you are a depreciation asset. It's not just normal depreciation, but exponential depreciation. If that is your only asset, your value will be much worse 10 years later.
By the terms we use in Wall Street, every trading has a position, dating with you is also a "trading position".
If the trade value dropped we will sell it and it is not a good idea to keep it for long term - same goes with the marriage that you wanted. It might be cruel to say this, but in order to make a wiser decision any assets with great depreciation value will be sold or "leased".
Anyone with over $500k annual income is not a fool; we would only date you, but will not marry you. I would advice that you forget looking for any clues to marry a rich guy. And by the way, you could make yourself to become a rich person with $500k annual income.This has better chance than finding a rich fool.
Hope this reply helps.
signed,
J.P. Morgan CEO
Tuesday, December 17, 2013
Brotherly Love.. So Touching
READ THE FOLLOWING STORY SLOWLY, IT'S A TOUCHING STORY, I have a brother who is 3 years younger than me. I wanted to buy a handkerchief, which all girls around me seemed to have. So, one day I stole 50 cents from my father's drawer. Father had discovered about the stolen money right away. He made me and my younger brother kneel against the wall as he held a bamboo stick in his hand. 'Who stole the money?' he asked. I was stunned, too afraid to talk. Neither of us admitted to the fault, so he said, 'Fine, if nobody wants to admit, you two should be beaten!' He lifted up the bamboo stick.
Suddenly, my younger brother gripped father's hand and said, Dad, I was the one who did it!' The long stick smacked my brother's back repeatedly. Father was so angry that he kept on whipping my brother until he lost his breath. After that, he sat down on our stone bed and scolded my brother, 'You have learned to steal from your own house now. What other embarrassing things will you are possibly doing in the future? You should be beaten to death, you shameless thief!' That night, my mother and I hugged my brother.
His body was full of wounds from the beating but he never shed a single tear. In the middle of the night, all of sudden, I cried out loudly. My brother covered my mouth with his little hand and said, Sis, now don't cry anymore. Everything has happened.' I still hate myself for not having enough courage to admit what I did. Years went by, but the incident still seemed like it just happened yesterday. I will never forget my brother's expression when he protected me. That year, my brother was 8 years old and I was 11 years old. When my brother was in his last year of secondary school, he was accepted in an upper secondary school in the central. At the same time, I was accepted into a university in the province. That night, father squatted in the yard, smoking, packet by packet.
I could hear him ask my mother, 'Both of our children, they have good results? Very good results?' Mother wiped off her tears and sighed,' What is the use? How can we possibly finance both of them?' At that time, my brother walked out, he stood in front of father and said, 'Dad, I don't want to continue my study anymore, I have read enough books.' Father swung his hand and slapped my brother on his face. 'Why do you have a spirit so damn weak? Even if it means I have to beg for money on the streets, I will send you two to school until you have both finished your studies!' And then, he started to knock on every house in the village to borrow money. I stuck out my hand as gently as I can to my brother's swollen face, and told him, 'A boy has to continue his study; if not; he will not be able to overcome this poverty we are experiencing. ' I, on the other hand, had decided not to further my study at the university.
Nobody knew that on the next day, before dawn, my brother left the house with a few pieces of worn-out clothes and a few dry beans. He sneaked to my side of the bed and left a note on my pillow; 'Sis, getting into a university is not easy. I will go find a job and I will send money to you.' I held the note while sitting on my bed, and cried until I lost my voice. That year, my brother was 17 years old; I was 20 years old. With the money father borrowed from the whole village, and the money my brother earned from carrying cement on his back at a construction site, finally, I managed to get to the third year of my study in the university. One day, while I was studying in my room, my roommate came in and told me, 'There's a villager waiting for you outside!' Why would there be a villager looking for me? I walked out, and I saw my brother from afar.
His whole body was covered with dirt, dust, cement and sand. I asked him, 'Why did you not tell my roommate that you are my brother?' He replied with a smile,' Look at my appearance. What will they think if they would know that I am your brother? Won't they laugh at you?' I felt so touched, and tears filled my eyes. I swept away dirt and dust from my brother's body. And told him with a lump in my throat, 'I don't care what people would say! You are my brother no matter what your appearance is?' From his pocket, he took out a butterfly hair clip. He put it on my hair and said, 'I saw all the girls in town are wearing it. So, I think you should also have one.' I could not hold back myself anymore. I pulled my brother into my arms and cried. That year, my brother was 20 years old; I was 23 years old. I noticed that the broken window was repaired the first time I brought my boyfriend home.
The house was scrubbed cleaned. After my boyfriend left, I danced like a little girl in front of my mother, 'Mom, you didn't have to spend so much time cleaning the house!' But she told me with a smile, 'It was your brother who went home early to clean the house. Didn't you see the wound on his hand? He hurt his hand while he was replacing the window.' I went into my brother's bedroom. Looking at his thin face, I felt like hundreds of needles pricked in my heart. I applied some ointment on his wound and put a bandage on it, 'Does it hurt?' I asked him.. 'No, it doesn't hurt. You know, when at the construction site, stones keep falling on my feet ...Even that could not stop me from working.' In the middle of the sentence, he stopped. I turned my back on him and tears rolled down my face. In the middle of the sentence, he stopped. I turned my back on him and tears rolled down my face.
That year, my brother was 23 years old; I was 26 years old. After I got married, I lived in the city. Many times my h...usband invited my parents to come and live with us, but they didn't want. They said, once they left the village, they wouldn't know what to do. My brother agreed with them. He said, 'Sis, you just take care of your parents-in-law. I will take care of Mom and Dad here.' My husband became the director of his factory. We asked my brother to accept the offer of being the manager in the maintenance department. But my brother rejected the offer. He insisted on working as a repairman instead for a start. One day, my brother was on the top of a ladder repairing a cable, when he got electrocuted, and was sent to the hospital.
My husband and I visited him at the hospital. Looking at the plaster cast on his leg, I grumbled, 'Why did you reject the offer of being a manager? Managers won't do something dangerous like that. Now look at you - you are suffering a serious injury. Why didn't you just listen to us?' With a serious expression on his face, he defended his decision, 'Think of brother-in-law. He just became the director, and I being uneducated, and would become a manager, what kind of rumors would fly around?' My husband's eyes filled up with tears, and then I said, 'But you lack in education only because of me!' 'Why do you talk about the past?' he said and then he held my hand. That year, he was 26 years old and I was 29 years old.
My brother was 30 years old when he married a farmer girl from the village. During the wedding reception, the master of ceremonies asked him, 'Who is the one person you respect and love the most?' Without even taking a time to think, he answered,' My sister.' He continued by telling a story I could not even remember. 'When I was in primary school, the school was in a different village. Everyday, my sister and I would walk for 2 hours to school and back home. One day, I lost the other pair of my gloves. My sister gave me one of hers. She wore only one glove and she had to walk far. When we got home, her hands were trembling because of the cold weather that she could not even hold her chopsticks. From that day on, I swore that as long as I live, I would take care of my sister and will always be good to her.' Applause filled up the room. All guests turned their attention to me.
I found it hard to speak, 'In my whole life, the one I would like to thank most is my brother, 'And in this happy occasion, in front of the crowd, tears were rolling down my face again.
STORY MORAL: Love and care for the one you love every single day of your life. You may think what you did is just a small deed, but to that someone, it may means a lot.
Saturday, December 14, 2013
Legenda Timun Mas
Legenda Nusantara Dari Daerah Jawa Tengah
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun.
Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.
“Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa. “Terima kasih, Raksasa,” kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.
Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan.
Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.
Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas.
Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya,” katanya. Petani itu segera menemui anaknya. “Anakkku, ambillah ini,” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. “Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,” katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri.
Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan.
Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah.
Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri.
Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur.
Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.
Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira.
Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.
Semoga Bermanfaat
Sumber : LokerSeni
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang anak pun.
Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.
“Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa. “Terima kasih, Raksasa,” kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak itu harus kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.
Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan.
Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.
Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji untuk mengambil Timun Mas.
Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan memanggilnya,” katanya. Petani itu segera menemui anaknya. “Anakkku, ambillah ini,” katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. “Ini akan menolongmu melawan Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,” katanya. Maka Timun Mas pun segera melarikan diri.
Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu, telah dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia mengejar Timun Mas ke hutan.
Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang dengan susah payah.
Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari menyelamatkan diri.
Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan, Raksasa tertidur.
Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu tenggelam.
Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya. “Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira.
Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup bahagia tanpa ketakutan lagi.
Semoga Bermanfaat
Sumber : LokerSeni
Legenda Batu Menangis
Legenda Nusantara Dari Daerah Kalimantan
Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya.
Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi.
Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup ditempat terpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.
Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, "Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?"
Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
"Bukan," katanya dengan angkuh. "Ia adalah pembantuku !"
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.
"Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?"
"Bukan, bukan," jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. " Ia adalah budakk!"
Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya.
Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu berdoa.
"Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia...."
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.
" Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu...Ibu...ampunilah anakmu.." Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut " Batu Menangis ".
Semoga Bermanfaat
Sumber :LokerSeni
Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya.
Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang amat buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi.
Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena mereka hidup ditempat terpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.
Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu, "Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?"
Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
"Bukan," katanya dengan angkuh. "Ia adalah pembantuku !"
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.
"Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?"
"Bukan, bukan," jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. " Ia adalah budakk!"
Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau budaknya.
Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu berdoa.
"Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini ! Hukumlah dia...."
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.
" Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu...Ibu...ampunilah anakmu.." Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut " Batu Menangis ".
Semoga Bermanfaat
Sumber :LokerSeni
Legenda Danau Toba
Legenda Nusantara Dari Daesrah Sumatra Utara
Zaman dahulu kala hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.
Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.
“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.
Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.
Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.
Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.
Semoga Bermanfaat
Sumber : LokerSeni
Zaman dahulu kala hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.
Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.
“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.
Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.
Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.
Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.
Semoga Bermanfaat
Sumber : LokerSeni
Legenda Sangkuriang
Legenda Nusantara Dari Daerah Jawa Barat
Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.
Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung menembaknya, dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya lagi.
Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia muda selamanya.
Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena kampung halamannya sudah berubah total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di tengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat. Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri.
Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.
Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia mengajukan dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat itu harus diselesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar.
Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.
Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.
Semoga Bermanfaat
Sumber : LokerSeni
Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa, dan juga bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya memang sengaja merahasiakannya.
Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung yang sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung menembaknya, dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir Tumang dan tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya lagi.
Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan rumahnya.
Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia muda selamanya.
Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk pulang ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena kampung halamannya sudah berubah total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah ketika saat di tengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat. Pada suatu hari, Sangkuriang meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri.
Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.
Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah terjadi. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia mengajukan dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat itu harus diselesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar.
Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera berwarna merah di sebelah timur kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.
Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.
Semoga Bermanfaat
Sumber : LokerSeni
Legenda Lutung Kasarung
Legenda Nusantara Dari Jawa Barat
jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.
Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari.
Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu Tapa.
Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang.
Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih paman”, ujar Purbasari.
Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.
Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum.
Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. “Apa manfaatnya bagiku ?”, pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.
Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !”, kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.
“Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu ?”.
Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana.
Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.
Semoga Bermanfaat
Sumber : LokerSeni
jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.
Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari.
Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu Tapa.
Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang.
Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih paman”, ujar Purbasari.
Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.
Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum.
Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. “Apa manfaatnya bagiku ?”, pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.
Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !”, kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.
“Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu ?”.
Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana.
Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.
Semoga Bermanfaat
Sumber : LokerSeni
Legenda Keong Mas
Legenda Nusantara Dari Daerah Jawa
Zaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Galoran. Ia termasuk orang yang disegani karena kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya meninggal dunia ia semakin sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan habislah harta orangtuanya. Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga, bahkan waktu dihabiskannya dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan. Iba warga kampung melihatnya. Namun setiap kali ada yang menawarkan pekerjaan kepadanya, Galoran hanya makan dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan tersebut. Namun akhirnya galoran dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk dijadikan teman hidupnya. Hal ini membuat Galoran sangat senang ; "Pucuk dicinta ulam pun tiba", demikian pikir Galoran.
Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun, namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai dikenal diseluruh dusun tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya itu, karena seringkali Jambean menegurnya karena selalu bermalas-malasan.
Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan anak tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada istrinya : " Hai, Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia menasehati orangtua! Patutkah itu ?" "Sabar, Kak. Jambean tidak bermaksud buruk terhadap kakak" bujuk istrinya itu. "Tahu aku mengapa ia berbuat kasar padaku, agar aku pergi meninggalkan rumah ini !" seru nya lagi sambil melototkan matanya. "Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar mengingatkan agar kakak mau bekerja" demikian usaha sang istri meredakan amarahnya. "Ah .. omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih .. aku atau anakmu !" demikian Galoran mengancam.
Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam karena bingung hatinya. Ratapnya : " Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari kemari nak" serunya lirih. "Sebentar mak, tinggal sedikit tenunanku" jawab Jambean. "Nah selesai sudah" serunya lagi. Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah bersedih. "Mengapa emak bersedih saja" tanyanya dengan iba. Maka diceritakanlah rencana bapak Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean. Dengan sedih Jambean pun berkata : " Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah aku memenuhi keinginan bapak. Yang benar akhirnya akan bahagia mak". "Namun hanya satu pesanku mak, apabila aku sudah dibunuh ayah janganlah mayatku ditanam tapi buang saja ke bendungan" jawabnya lagi. Dengan sangat sedih sang ibu pun mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah tirinya, dan sesuai permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan. Dengan ajaib batang tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan siput, atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.
Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara tersebut pergi ke dekat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. "Alangkah indahnya udang dan siput ini" seru Mbok Rondo Sambega "Lihatlah betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin aku bisa memeliharanya" serunya lagi. "Yah sangat indah, kita bawa saja udang dan keong ini pulang" sahut Mbok Rondo Sembadil. Maka dipungutnya udang dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil juga merasa keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.
Suatu hari mereka seperti biasanya pergi untuk mencari kayu dan daun talas, mereka berpura-pura pergi dan kemudian setelah berjalan agak jauh mereka segera kembali menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara gemerisik, kedua bersaudara itu segera mengintip dan melihat seorang gadis cantik keluar dari tempayan tanah liat yang berisi udang dan Keong Emas peliharaan mereka. "tentu dia adalah jelmaan keong dan udang emas itu" bisik Mbok Rondo Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. "Ayo kita tangkap sebelum menjelma kembali menjadi udang dan Keong Emas" bisik Mbok Rondo Sembadil. Dengan perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, lalu ditangkapnya gadis yang sedang asik memasak itu. "Ayo ceritakan lekas nak, siapa gerangan kamu itu" desak Mbok Rondo Sambega "Bidadarikah kamu ?" sahutnya lagi. "bukan Mak, saya manusia biasa yang karena dibunuh dan dibuang oleh orang tua saya, maka saya menjelma menjadi udang dan keong" sahut Jambean lirih. "terharu mendengar cerita Jambean kedua bersaudara itu akhirnya mengambil Keong Emas sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong Emas membantu kedua bersaudara tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah dan bagus sehingga terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua janda bersaudara tersebut menjadi bertambah kaya dari hari kehari.
Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja muda sangat tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas tersebut. Akhirnya raja memutuskan untuk meninjau sendiri pembuatan tenunan tersebut dan pergi meninggalkan kerajaan dengan menyamar sebagai saudagar kain. Akhirnya tahulah raja perihal Keong Emas tersebut, dan sangat tertarik oleh kecantikan dan kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua bersaudara tersebut untuk membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke kerajaan dan meminang si Keong Emas untuk dijadikan permaisurinya. Betapa senang hati kedua janda bersaudara tersebut.
Semoga Bermanfaat
Sumber : LokerSeni
Zaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Galoran. Ia termasuk orang yang disegani karena kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran sangatlah malas dan boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya, bahkan pada waktu orang tuanya meninggal dunia ia semakin sering berfoya-foya. Karena itu lama kelamaan habislah harta orangtuanya. Walaupun demikian tidak membuat Galoran sadar juga, bahkan waktu dihabiskannya dengan hanya bermalas-malasan dan berjalan-jalan. Iba warga kampung melihatnya. Namun setiap kali ada yang menawarkan pekerjaan kepadanya, Galoran hanya makan dan tidur saja tanpa mau melakukan pekerjaan tersebut. Namun akhirnya galoran dipungut oleh seorang janda berkecukupan untuk dijadikan teman hidupnya. Hal ini membuat Galoran sangat senang ; "Pucuk dicinta ulam pun tiba", demikian pikir Galoran.
Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai menenun, namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai dikenal diseluruh dusun tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya itu, karena seringkali Jambean menegurnya karena selalu bermalas-malasan.
Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan anak tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada istrinya : " Hai, Nyai, sungguh beraninya Jambean kepadaku. Beraninya ia menasehati orangtua! Patutkah itu ?" "Sabar, Kak. Jambean tidak bermaksud buruk terhadap kakak" bujuk istrinya itu. "Tahu aku mengapa ia berbuat kasar padaku, agar aku pergi meninggalkan rumah ini !" seru nya lagi sambil melototkan matanya. "Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar mengingatkan agar kakak mau bekerja" demikian usaha sang istri meredakan amarahnya. "Ah .. omong kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih .. aku atau anakmu !" demikian Galoran mengancam.
Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam karena bingung hatinya. Ratapnya : " Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari kemari nak" serunya lirih. "Sebentar mak, tinggal sedikit tenunanku" jawab Jambean. "Nah selesai sudah" serunya lagi. Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah bersedih. "Mengapa emak bersedih saja" tanyanya dengan iba. Maka diceritakanlah rencana bapak Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean. Dengan sedih Jambean pun berkata : " Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah aku memenuhi keinginan bapak. Yang benar akhirnya akan bahagia mak". "Namun hanya satu pesanku mak, apabila aku sudah dibunuh ayah janganlah mayatku ditanam tapi buang saja ke bendungan" jawabnya lagi. Dengan sangat sedih sang ibu pun mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh oleh ayah tirinya, dan sesuai permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di bendungan. Dengan ajaib batang tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan siput, atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.
Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara tersebut pergi ke dekat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana mereka melihat udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. "Alangkah indahnya udang dan siput ini" seru Mbok Rondo Sambega "Lihatlah betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan. Ingin aku bisa memeliharanya" serunya lagi. "Yah sangat indah, kita bawa saja udang dan keong ini pulang" sahut Mbok Rondo Sembadil. Maka dipungutnya udang dan siput tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut mereka taruh di dalam tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara udang dan siput emas tersebut kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap sehabis pulang bekerja, didapur telah tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan Mbok Rondo Sembadil juga merasa keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada suatu hari mereka berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal tersebut.
Suatu hari mereka seperti biasanya pergi untuk mencari kayu dan daun talas, mereka berpura-pura pergi dan kemudian setelah berjalan agak jauh mereka segera kembali menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara gemerisik, kedua bersaudara itu segera mengintip dan melihat seorang gadis cantik keluar dari tempayan tanah liat yang berisi udang dan Keong Emas peliharaan mereka. "tentu dia adalah jelmaan keong dan udang emas itu" bisik Mbok Rondo Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. "Ayo kita tangkap sebelum menjelma kembali menjadi udang dan Keong Emas" bisik Mbok Rondo Sembadil. Dengan perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, lalu ditangkapnya gadis yang sedang asik memasak itu. "Ayo ceritakan lekas nak, siapa gerangan kamu itu" desak Mbok Rondo Sambega "Bidadarikah kamu ?" sahutnya lagi. "bukan Mak, saya manusia biasa yang karena dibunuh dan dibuang oleh orang tua saya, maka saya menjelma menjadi udang dan keong" sahut Jambean lirih. "terharu mendengar cerita Jambean kedua bersaudara itu akhirnya mengambil Keong Emas sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong Emas membantu kedua bersaudara tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah dan bagus sehingga terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua janda bersaudara tersebut menjadi bertambah kaya dari hari kehari.
Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja muda sangat tertarik dengan tenunan buatan Jambean atau Keong Emas tersebut. Akhirnya raja memutuskan untuk meninjau sendiri pembuatan tenunan tersebut dan pergi meninggalkan kerajaan dengan menyamar sebagai saudagar kain. Akhirnya tahulah raja perihal Keong Emas tersebut, dan sangat tertarik oleh kecantikan dan kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua bersaudara tersebut untuk membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke kerajaan dan meminang si Keong Emas untuk dijadikan permaisurinya. Betapa senang hati kedua janda bersaudara tersebut.
Semoga Bermanfaat
Sumber : LokerSeni
Legenda Bawang Merah Dan Bawang Putih
Cerita Legenda Nusantara Daerah Sumatera
Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.
Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.
Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.
Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.
Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.
“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”
Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.
“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.
“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.
Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.
Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.
Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.
Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.
Semoga Bermanfaat
Sumber : LokerSeni
Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.
Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.
Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.
Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.
Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.
“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”
Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.
“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.
“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.
“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.
Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.
Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.
Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.
Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.
Semoga Bermanfaat
Sumber : LokerSeni
Saturday, December 7, 2013
True Love Is Acceptance
A man and his girlfriend were married. All of their friends and family came to see the lovely ceremony. The bride was gorgeous in her white wedding gown and the groom was very dashing in his black suit. Everyone could tell that the love they had for each other was true.
A few months later, the wife came to the husband with a proposal:
“I read in a magazine, a while ago, about how we can strengthen our marriage.” she offered. “Each of us will write a list of the things that we find a bit annoying with the other person. Then, we can talk about how we can fix them together and make our lives happier together.”
The husband agreed, so each of them went to a separate room in the house and thought of the things that annoyed them about the other.
They thought about this question for the rest of the day and wrote down what they came up with.
The next morning, at the breakfast table, they decided that they would go over their lists. “I’ll start,” offered the wife. She took out her list. It had many items on it enough to fill 3 pages, in fact. As she started reading the list of the little annoyances, she noticed that tears were starting to appear in her husband’s eyes. “What’s wrong?” she asked. “Nothing” the husband replied, “keep reading your lists.”The wife continued to read until she had read all three pages to her husband. She neatly placed her list on the table and folded her hands over top of it.
“Now, you read your list and then we’ll talk about the things on both of our lists.” She said happily. Quietly the husband handed over his page to her. It was blank.
He Said , “I am sorry . I don’t have anything on my list. You are perfect the way that you are. You are lovely and wonderful and I wouldn’t want to try and change anything about you.” The wife, touched by his honesty and the depth of his love for her hugged him and wept.
Remember Nobody’s PERFECT but we can find PERFECTNESS in anybody.
Friday, December 6, 2013
Cerita Mengharukan Pertemuan Menyedihkan
Hallo Sahabat FPCM NIe hadir lagi cerita gak kalah serunya dan mari kita belajar dari hal yg menyedihkan sehingga kita bisa ambil hikmah dari cerita ini, gak sabar ya check it out deh :) :
Saat aku sedang tidak ada kerjaan, tiba-tiba ada seseorang yang mengirimi ku sms. “Anggi” isi smsnya. Aku pun langsung membalas nya dengan bertanya “siapa ini?”. Dia mengaku sebagai ahmad teman sekelas ku. Aku masih belum percaya bahwa dia adalah ahmad, akhirnya aku bertanya dengan teman-temanku apakah mereka mengetahui nomor siapa ini. Ternyata nomor itu adalah milik Rendi teman sekelas ku juga, ia mendapatkan nomor ku dari salah satu teman ku.
Setelah itu, kami jadi sering smsan. Aku awalnya tidak memiliki perasaan apa-apa kepadanya, tapi suatu saat dia menembakku dan aku tidak bisa menerimanya karna aku menganggap dia hanya teman. Dia tidak putus asa, beberapa kali dia menembak ku lagi sampai akhirnya aku menerima nya karna aku memiliki perasaan yang sama dengan nya, tapi saat aku menerima nya aku berkata bahwa aku tidak dibolehkan berpacaran selama sekolah, jadi kita tidak bisa ketemuan atau ngedate. Ia pun menyanggupinya.
Kami berpacaran hanya lewat sms dan telfon, di sekolah pun kami jarang berbicara karna kami tidak mau teman-teman kami yang lain tau bahwa kami berdua berpacaran. Selama itu kami banyak menghadapi masalah sampai harus putus nyambung putus nyambung. Suatu saat aku ketahuan berpacaran oleh orang tua ku, akhirnya hp ku disita dan kami tidak berhubungan lagi. Ketika hp ku dikembalikan, aku menghubungi rendi lagi dan kami pun berpacaran kembali.
Saat itu sandi ingin sekali menemuiku, tapi aku tidak mau karna takut ketahuan. Kami pun sepakat untuk bertemu didepan jendela kamar ku pada jam 3 subuh. Ketika kami bertemu, kami senang sekali walau dibatasi oleh teralis jendela kamarku. Tapi sayang, saat itu juga mama ku masuk ke kamar ku dan melihat ada rendi di depan jendelaku. Rendi pun langsung pergi dan aku hanya bisa diam saat orang tua ku memarahiku. Hp ku kembali disita selama berbulan-bulan dan kami tidak ada berhubungan sama sekali. Aku mengira bahwa rendi telah memiliki kekasih yang baru dan melupakanku, padahal saat itu aku masih sangat sayang kepadanya.
Setelah 6 bulan, hp ku pun dikembalikan tapi aku tidak menghubungi rendi. Pada tanggal 23 februari saat dia berulang tahun, ku beranikan diriku untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Aku kira dia tidak akan membalas sms ku, tapi ternyata dia membalas sms ku dengan ucapan terima kasih. Bermula dari sanalah hubungan kami terjalin lagi.
Saat pembagian kelas, aku dan sandi sekelas lagi, tapi orang tua ku tidak menyetujuinya dan meminta kepada guruku untuk memindahkan ku ke kelas yang lain. Aku pun rela dipindahkan dan tidak sekelas lagi dengan rendi. Tapi, kami masih berhubungan baik walaupun aku terkadang cemburu dengan nya yang sekelas dengan mantannya. Di saat seperti itu, aku biasanya meminta rendi untuk menelfon ku dan ku ceritakan semua unek-unekku kepadanya. Tidak jarang di telf aku menangis dan rendi juga ikut menangis.
Sebenarnya aku ingin kami tidak berhubungan lagi karna aku tidak mau terus-terusan membohongi orang tua ku, aku dulu berjanji bahwa aku tidak mauberpacaran lagi tapi ternyata aku tetap berpacaran. Berbagai cara ku coba untuk membuat rendi benci kepadaku dan meninggalkan aku. Saat itu aku hanya bisa berkata bahwa aku tidak akan bisa membuat mu bahagia karna keadaan ku yang terlalu di kekang dan aku tidak pernah bisa mengerti kamu. Tapi rendi selalu saja berkata “tujuan hidup ku hanya kamu vita, jadi kalau kita putus, aku tidak punya tujuan hidup lagi. Aku hanya ingin nanti kita bisa menikah dan bersama selamanya. Aku akan selalu mengerti keadaan mu dan memahami segala kekurangan mu”. Aku hanya bisa menangis mendengar perkataannya.
Suatu saat aku ingin benar-benar ingin rendi meninggalkan aku dan memberinya kebebasan untuk mencari wanita lain yang lebih baik dari ku, yang dibolehkan pacaran oleh orang tua nya sehingga wanita itu bisa membahagiakan rendi. Aku akhirnya meminta kepada rendi untuk putus dengan alasan aku sudah tidak tahan dan tidak sayang lagi dengan nya, padahal aku sangat sayang kepadanya. Aku tau itu menyakitkan baginya, tapi hanya cara itulah yang bisa ku lakukan. Rendi pun bersedia untuk ku putuskan.
Setelah beberapa lama tidak berhubungan dengan rendi, aku merasa sangat kesepian dan hampa. Aku hanya dapat berharap suatu saat kami bisa bersama, kalau pun tidak bisa semoga saja dia mendapatkan kebahagiaan dengan wanita pilihan nya. Amin.
Sumber: Googling google.com
Saat aku sedang tidak ada kerjaan, tiba-tiba ada seseorang yang mengirimi ku sms. “Anggi” isi smsnya. Aku pun langsung membalas nya dengan bertanya “siapa ini?”. Dia mengaku sebagai ahmad teman sekelas ku. Aku masih belum percaya bahwa dia adalah ahmad, akhirnya aku bertanya dengan teman-temanku apakah mereka mengetahui nomor siapa ini. Ternyata nomor itu adalah milik Rendi teman sekelas ku juga, ia mendapatkan nomor ku dari salah satu teman ku.
Setelah itu, kami jadi sering smsan. Aku awalnya tidak memiliki perasaan apa-apa kepadanya, tapi suatu saat dia menembakku dan aku tidak bisa menerimanya karna aku menganggap dia hanya teman. Dia tidak putus asa, beberapa kali dia menembak ku lagi sampai akhirnya aku menerima nya karna aku memiliki perasaan yang sama dengan nya, tapi saat aku menerima nya aku berkata bahwa aku tidak dibolehkan berpacaran selama sekolah, jadi kita tidak bisa ketemuan atau ngedate. Ia pun menyanggupinya.
Kami berpacaran hanya lewat sms dan telfon, di sekolah pun kami jarang berbicara karna kami tidak mau teman-teman kami yang lain tau bahwa kami berdua berpacaran. Selama itu kami banyak menghadapi masalah sampai harus putus nyambung putus nyambung. Suatu saat aku ketahuan berpacaran oleh orang tua ku, akhirnya hp ku disita dan kami tidak berhubungan lagi. Ketika hp ku dikembalikan, aku menghubungi rendi lagi dan kami pun berpacaran kembali.
Saat itu sandi ingin sekali menemuiku, tapi aku tidak mau karna takut ketahuan. Kami pun sepakat untuk bertemu didepan jendela kamar ku pada jam 3 subuh. Ketika kami bertemu, kami senang sekali walau dibatasi oleh teralis jendela kamarku. Tapi sayang, saat itu juga mama ku masuk ke kamar ku dan melihat ada rendi di depan jendelaku. Rendi pun langsung pergi dan aku hanya bisa diam saat orang tua ku memarahiku. Hp ku kembali disita selama berbulan-bulan dan kami tidak ada berhubungan sama sekali. Aku mengira bahwa rendi telah memiliki kekasih yang baru dan melupakanku, padahal saat itu aku masih sangat sayang kepadanya.
Setelah 6 bulan, hp ku pun dikembalikan tapi aku tidak menghubungi rendi. Pada tanggal 23 februari saat dia berulang tahun, ku beranikan diriku untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Aku kira dia tidak akan membalas sms ku, tapi ternyata dia membalas sms ku dengan ucapan terima kasih. Bermula dari sanalah hubungan kami terjalin lagi.
Saat pembagian kelas, aku dan sandi sekelas lagi, tapi orang tua ku tidak menyetujuinya dan meminta kepada guruku untuk memindahkan ku ke kelas yang lain. Aku pun rela dipindahkan dan tidak sekelas lagi dengan rendi. Tapi, kami masih berhubungan baik walaupun aku terkadang cemburu dengan nya yang sekelas dengan mantannya. Di saat seperti itu, aku biasanya meminta rendi untuk menelfon ku dan ku ceritakan semua unek-unekku kepadanya. Tidak jarang di telf aku menangis dan rendi juga ikut menangis.
Sebenarnya aku ingin kami tidak berhubungan lagi karna aku tidak mau terus-terusan membohongi orang tua ku, aku dulu berjanji bahwa aku tidak mauberpacaran lagi tapi ternyata aku tetap berpacaran. Berbagai cara ku coba untuk membuat rendi benci kepadaku dan meninggalkan aku. Saat itu aku hanya bisa berkata bahwa aku tidak akan bisa membuat mu bahagia karna keadaan ku yang terlalu di kekang dan aku tidak pernah bisa mengerti kamu. Tapi rendi selalu saja berkata “tujuan hidup ku hanya kamu vita, jadi kalau kita putus, aku tidak punya tujuan hidup lagi. Aku hanya ingin nanti kita bisa menikah dan bersama selamanya. Aku akan selalu mengerti keadaan mu dan memahami segala kekurangan mu”. Aku hanya bisa menangis mendengar perkataannya.
Suatu saat aku ingin benar-benar ingin rendi meninggalkan aku dan memberinya kebebasan untuk mencari wanita lain yang lebih baik dari ku, yang dibolehkan pacaran oleh orang tua nya sehingga wanita itu bisa membahagiakan rendi. Aku akhirnya meminta kepada rendi untuk putus dengan alasan aku sudah tidak tahan dan tidak sayang lagi dengan nya, padahal aku sangat sayang kepadanya. Aku tau itu menyakitkan baginya, tapi hanya cara itulah yang bisa ku lakukan. Rendi pun bersedia untuk ku putuskan.
Setelah beberapa lama tidak berhubungan dengan rendi, aku merasa sangat kesepian dan hampa. Aku hanya dapat berharap suatu saat kami bisa bersama, kalau pun tidak bisa semoga saja dia mendapatkan kebahagiaan dengan wanita pilihan nya. Amin.
Sumber: Googling google.com
Cerita Mengharukan Izinkan Aku Hidup
Selamat Sore Sahabat FPCM disini kami mau share cerita sedih berikutnya, yang belum gabung silahkan ikuti kami dihalaman fans page ya kita share cerita selain diblog juga dihalaman tersebut jd bisa membaca pas ada waktu luang lewan ponsel :), ini dia ceritanya check it out:
“Ivan…bangun!!!”
Berat sekali rasanya membuka mata dihari libur seperti ini. Pelan-pelan Aku coba membuka mata mencari suara yang tega-teganya menggangguku sepagi ini. Kulihat Mamah sudah berpakaian rapi berdiri didepanku. Belum sepenuhnya nyawaku terkumpul langsung saja Aku melompat dari tempat tidurku menuju kamar mandi. Wah bodohnya Aku melupakan keberangkatanku hari ini. Untungnya tadi malam semua keperluanku sudah Mamah siapkan. Jadi Aku tinggal berangkat.
“Tasmu sudah didalam mobil, cepat berangkat.”
“Mamah ga nganter?” tanyaku.
“Ngga, Mamah ga mau nangis.”
“Wah, Mamah….sesayang itukah Mamah padaku,” canda manjaku sambil berjalan menghampiri kemudian memeluknya.
Matanya berbinar saatku memeluknya. Ada rasa ketidak tegaan dihatiku meninggalkan Mamah sendirian. Sekali lagi Aku memeluknya erat, binar dimatanya kini menjadi air yang menetes dipipi. Wajar kalo Mamah menangis seperti itu karna terhitung dari hari ini sampai 2 tahun kedepan kami tidak akan bertemu.
“Cepat berangkat, nanti Ivan ketinggalan pesawat!!!”
“Hati-hati, jaga diri Kamu baik-baik, jangan bandel, Ivan harus konsentrasi belajar ga boleh pacaran, disana harus nurut sama Om kamu.” lanjut Mamah menasehatiku.
***
Sekarang Aku berada dibenua eropa untuk melanjutkan studi. Masih ada waktu 2 tahun lamanya agar bisa lulus dan kembali keindonesia. Oh iya, disini Aku belajar bukan sebagai seorang mahasiswa tapi hanya seorang siswa.
Hari-hari berlalu seperti biasa, rutinitasku disini tidak ada yang mengesankan. Ingin sekali rasanya Aku buru-buru pergi dari keasingan ini. Pernah ada niatan berontak ke Mamah tapi Aku juga ga tega melihat Mamah kecewa. Mamah sangat berharap agar Aku berprestasi disini. Percuma rasanya Aku bebas kalo Mamah jadi kecewa.
Lambat sekali waktu berputar, ruang gerakku semakin hari semakin sempit. Kalau bukan buku pasti laptop yang jadi temanku. Hanya itu yang mengisi hari-hariku. Oh Tuhan, Aku berpikir kalo saat ini Aku sedang diuji.
Seperti biasanya hampir setiap pagi Aku berlari mengejar bis sekolah. Dan pagi ini adalah kesialan yang teramat sangat yang terjadi padaku, bis sekolah benar-benar penuh. Mungkin karena siswa baru. Susah rasanya bernafas ditengah himpitan orang-orang besar di sekelilingku. Baru beberapa menit menikmati perjalanan bisnya kembali berhenti. Ya ampun, semerana inikah hidupku, gumamku.
Bis sekolah kembali melanjutkan perjalanan, samar-samar aku melihat gadis yang baru naik tadi desak-desakkan mencari tempat duduk. Anak itu pasti siswa baru pikirku. Sebenarnya Aku sudah berniat untuk tidak menghiraukannya, na’asnya Aku, gadis itu berjalan menuju ke arahku dan, iya! Dia berdiri tepat di hadapanku. Karena dia perempuan jadi Aku mengalah saja padanya. Dan membiarkan Dia menduduki tempatku. “Hi…sit here,” ucapku sambil berdiri.
“Makasih.”
“Kamu dari Indonesia?”
“Iya.” sahutnya menatapku.
Spontan Aku mencubit pipinya dan berteriak kesenangan sehingga semua orang melihatku. Tatapan mereka seperti sedang mengintrogasiku. Aku hanya tertunduk malu. Dan Aku meminta maaf pada penumpang bis lainnya, sepertinya teriakanku mengagetkan mereka.
“Maaf ya…. disini Aku bener-bener ga punya teman jadi pas ketemu Kamu rasanya kaya lagi menang undian yang berhadiah mobil. Ga kebayang senengnya,” gurauku pada gadis dari Indonesia itu.
Dia tertawa mendengar gurauku.
“Kamu siswa baru?” lanjutku.
“No…no… no… Aku sudah satu tahun disini.” sahutnya sambil tertawa.
“Oh jadi ceritanya Kita satu angkatan nih,”
Gadis itu menganggukkan kepalanya. Sepertinya Aku jatuh cinta pada pandangan yang benar-benar pertama dalam hidupku.
Semenjak pertemuan itu ada harapan-harapan baru yang mulai kumunculkan dalam hidupku. Sekarang impianku bukan hanya ingin membahagiakan Mamah saja tapi juga Aku ingin membahagiakan diriku sendiri.
“Ivan….”
Aku menghentikan langkahku. Kepalaku celingak celinguk mencari sumber suara yang serak-serak parau memanggilku.
“Ivan…”
Suara itu semakin dekat ditelingaku. 1 tahun sudah lewat. Baru hari ini Aku mendengar seseorang di sekolah memanggil namaku.
Tiba-tiba gadis itu menepuk pundakku. “Yeeee, ketemu Kamu lagi,” ujarnya cengengesan.
“Kok kamu tau namaku? Tau dari mana?” tanyaku penasaran.
“Kemaren Aku cerita-cerita sama Kevin tentang pertemuan kita dibis eh tau-tau Dia kenal sama Kamu padahal Aku cuman ngasih tau ciri-ciri Kamu doang ke Kevin.”
“Yang Kamu maksud Kevin Bagas? Kayanya Dia temen SMPku.” tanyaku sambil meraba-raba ingatan.
“Iya. Oh Kalian teman lama ya. Ya, ya, ya…” ujarnya padaku.
“Aku Thesa.” lanjutnya sambil mengulurkan tangan.
“Thesa…. Thesa… nama yang bagus.”
“Oh iya, apa Kevin pacarmu?” lanjutku menanyakan kedekatan Kevin dan Thesa.
“Sama sepertimu, Dia juga temanku dari SMP, cuman kita beda SMP.”
“Bagus banget, untung kalian ga pacaran.” gumamku.
“Apa? Kamu ngomong apa barusan?” tanyanya penasaran.
“Ngga, Aku ngga ngomong apa-apa.”
“Tau ah Van! Jelas-jelas tadi Kamu ngomong.”
Setelah Thesa datang dalam hidupku. Sepertinya waktu tidak berjalan selambat kemaren. Sekarang malah Aku mau protes sama waktu yang jalannya kecepetan. Rasanya Aku tidak ingin meninggalkan tempat ini. Nyaman sekali disini setelah ada Thesa.
***1 tahun kemudian***
Semakin kedepan semakin jelas terlihat cinta segitiga diantara Kami. Aku harus rela berbagi cinta dengan Kevin. Sebenarnya Kami menyadari bahwa ada cinta segitiga, tapi masing-masing dari Kami tidak ada yang mau mengalah apalagi sampai menyerah untuk mendapatkan Thesa.
Seharusnya Aku lebih realistis melihat keadaan seperti ini. Dibandingkan denganku Kevin sangat lebih pantas untuk Thesa. Tapi, kukatakan ‘tidak’ meskipun Aku dipaksa menyerah untuk mendapatkan Thesa. Aku tidak bisa tanpa Thesa. Dan Aku juga tidak akan mau membiasakan diriku tanpa Thesa. Aku tidak akan menyerah, tidak akan.
Banyak hal yang sudah terlewatkanku bersama Thesa. Walaupun bersamanya sangat menyakitkan tapi Aku rela menahan sakit itu agar bisa terus ada disisinya. Ini tahun terakhir Kami disini. Semoga setelah lulus, Thesa juga pulang ke Indonesia dan melanjutkan studinya diperguruan tinggi yang ada di Indonesia agar Aku bisa bersamanya lagi. Walaupun tidak, Aku akan menunggunya sampai dia kembali ke Indonesia.
Aku selalu merasa iri pada Kevin yang lebih banyak waktu bersama Thesa. Terakhir kali Aku memegang tangan Thesa pada saat Kami berlibur kepantai. Kalo si Kevin setiap hari juga bisa memegang tangan Thesa.
Malam ini Kami bertiga janjian makan malam bareng. Thesa tampil sangat cantik, Dia datang sendirian kerumahku. Kemudian disusul dengan kedatangan Kevin.
Tempatnya sangat indah. Pepohonan ditempat ini benar-benar membuatku nyaman. Apalagi sambil melihat gadis pujaanku.
Malam ini Aku merasa sedikit lega karna si Kevin mendadak pulang lebih awal. Katanya dipanggil Omanya. Beruntungnya Aku. Seandainya Kevin tidak pulang bisa-bisa Aku mati duduk menahan rasa cemburu melihat mereka ngobrol berdua.
Belum sempat pramusaji menghidangkan makanan. Mendadak nafasku berhenti, pandanganku buram, dadaku nyut nyutan seperti ada yang menahan pompa jantungku. Aku berusaha tenang agar tidak merusak momen terbaikku bersama Thesa. Tapi Aku tak tahan, kucoba menahan sakit didadaku itu dengan tangan kiriku, tapi sakitnya tidak berhenti. Penglihatanku semakin redup hampir-hampir Aku tidak bisa melihat Thesa. Sakitnya semakin menggila. Aku mendengar suara Thesa samar-samar memanggil namaku.
Akhirnya Aku menyerah dari sakit itu. Penglihatanku benar-benar menghilang, Aku tidak bisa melihat apa-apa. Sekarang tubuhku terasa ringan. Pelan-pelan kubuka mataku. Yang kulihat hanya ada kain putih yang mengelilingiku. Apakah ini yang namanya surga? Gumamku.
Aku tidak bisa berpikir banyak, kembali kupejamkan mataku. Aku merasa seperti sedang terbang tinggi saat ini. Rasanya Aku terbang menorobos awan yang bergumpal. Aku benar-benar diketinggian yang sejengkal lagi akan menerobos langit. Tapi Aku berhenti. Aku berhenti digumpalan awan, disana Aku melihat seseorang yang wajahnya sama sekali tidak tampak jelas. Tapi entah mengapa mendengar suaranya membuatku merasa damai, membuatku ingin menggapainya. Suara itu membuatku berhenti. Suara itu memanggil manggil namaku berulang kali. Kemudian Dia menghilang. Tak lama, Aku terbangun dari mimpiku dan saat Aku terbangun. Ternyata Mamah orang pertama yang kulihat.
“Ma…Ma-mah.” sapaku kelu.
Belum sempat Aku bangkit dari tempat tidurku. Mamah memelukku erat, tubuhku terhempas lagi pada tempat tidurku. Lagi-lagi Aku membuat Mamah menangis. Hancur hatiku melihat Mamah menangis terisak seperti itu. Ingin sekali rasanya Aku menghajar diriku sendiri yang bisanya hanya merepotkan Mamah. Mamah terus saja memelukku erat, sesekali mencium keningku. Mamah tidak berkata apapun. Tidak juga memarahiku seperti biasanya. Airmataku pelan-pelan jatuh kepipi. Ada apa dengan Mamah? Tanyaku dalam hati. Berhenti rasanya jantungku melihat Mamah seperti itu. Kutarik kedua tangannya. Kucium telapak tangannya. Aku katakan padanya Aku sangat menyayanginya, Aku katakan lagi padanya, Aku tidak akan meninggalkannya.
Kemudian Mamah mengusap airmatanya. Pelan-pelan Mamah mengangkat kepalanya dan menatapku syahdu. “Maafkan Mamah Van.”
Mamah kembali menangis menggeleng-gelengkan kepalanya seolah ada hal yang membuatnya cemas. Semakin penuh otakku dengan pertanyaan-pertanyaan.
“Mamah kenapa?” tanyaku pelan.
“Inilah alasan Mamah menyekolahkan Kamu disini. Mamah tidak bisa menjagamu sendirian. Mamah juga tidak bisa melindungimu sendirian. Mamah tidak sanggup melihatmu menjerit kesakitan. Mamah tidak sanggup melihat anak kesayangan Mamah terluka,” ujarnya sambil menangis terisak.
“Maksud Mamah?”
“Maafkan Mamah…. Mamah sudah menyembunyikan hal ini kepadamu.”
“Katakan Mah! Ada apa denganku?” Aku merasa panik mendengar omongan Mamah.
“Ivan sedang mengalami penyumbatan pada jantung. Om Frans bilang ke Mamah kalo Ivan mengalami Jantung koroner pada level yang rendah. Masih ada kesempatan untuk sembuh makanya buru-buru Mamah sekolahkan Kamu disini. Biar Om Frans gampang ngobatin Ivan. Ivan yang sabar ya Mamah pasti akan melakukan apapun supaya Kamu sehat lagi. Ivan jangan khawatir.”
“Tapi kenapa ini sakit sekali Mah?”
“Sekarang penyakitmu itu berada pada level yang parah, tapi Ivan jangan takut Mamah sama Om Frans pasti akan membuat Ivan sehat lagi. Jangan khawatir Mamah selalu ada untuk Ivan.”
Bergetar hatiku rasanya mendengar ini. Tak sanggup rasanya Aku berpisah dari Mamah. Tak ingin rasanya Aku meninggalkan Mamah sendirian. Saat ini kurasa bumi seperti sedang berhenti berputar, manakala Mamah bilang penyakitku sudah pada level yang parah. Kenapa tidak langsung diambil saja nyawaku. Toh kalo sakit ini datang lagi rasanya Aku seperti sudah mati. Sakit sekali jantungku.
***
Akhirnya Aku menyelesaikan sekolahku dengan hasil yang memuaskan. Walaupun tidak berada pada posisi 1 sampai 10. Sudah lulus saja Aku sangat merasa puas. Nilaiku juga tidak begitu jelek. Selagi Mamah tidak protes itu artinya Aku sudah melaksanakan tugas dengan baik.
Akhirnya, Aku bisa kembali lagi ke Indonesia. Momen inilah yang Aku damba-dambakan 2 tahun belakangan ini.
Setelah perpisahan sekolah sampai sekarang Aku tidak pernah lagi bertemu dengan gadis pujaanku. Juga dengan si Kevin. Ya sudahlah sepertinya Aku harus berhenti menunggu Thesa. Toh percuma juga menunggunya, kalopun akhirnya Dia datang pastilah Kevin sudah menjadi kekasihnya.
***
“Ivan…..bangun!!!”
Malas sekali rasanya membuka mata sepagi ini. Suara itu mengganggu sekali. Mau tidak mau Aku mencoba membuka mataku yang seperti sedang digantungi besi, berat sekali. Pelan-pelan mataku terbuka. Kupikir Mamah yang membangunkanku. Tapi kok tumben Mamah terlihat lebih muda, gumamku dalam hati. Tak percaya dengan yang kulihat. Kukucek kedua mataku dengan tangan. Benar saja, yang membangunkanku pagi ini adalah Thesa. Gadis pujaanku. Aku langsung bangkit dari tempat tidur lalu mencubit pipinya seperti yang kulakukan dibis waktu pertama kali kami bertemu. Thesa tertawa melihat kelakuanku yang kekanak-kanakan ini. Tapi Aku tidak peduli. Aku benar-benar rindu padanya.
“Kenapa Kamu menghilang sih Van! Disana Aku mencarimu. Nomer telponmu sudah ga aktif. Sengaja ya biar Aku khawatir.” tanyanya sinis padaku.
“Apa? Ulangin kata terakhir yang Kamu ucapin tadi. Please Aku mau dengar lagi.” Pintaku melas.
“Aku khawatir.” Jawabnya ketus.
“Akhirnya…. Ada juga orang lain selain Mamah yang mengkhwatirkanku. Kamu orang pertama yang mengkhawatirkanku. Makasih ya…..” ujarku sambil tersenyum.
“Oh iya… Kevin mana?”
“Entahlah.” Sahutnya.
***
Nanti malam Thesa mengajakku makan malam bareng, katanya sih mau mengganti makan malam yang gagal dulu. Semoga kali ini penyakitku tidak kambuh lagi.
Malam hari tiba. Telapak tangan dan kakiku berkeringatan entah mengapa bisa seperti itu. Sepertinya Aku grogi menghadapi Thesa. Aku melihat disekelilingku orang-orang tampak biasa saja dengan pasangannya. Aku harus seperti mereka, gumamku menyemangati diri sendiri.
“Ivan.” Suara Thesa tepat dibelakangku.
Aku menoleh kearah Thesa. Wow, mataku tidak ingin melihat kelain selain ke gadis pujaanku itu. Malam ini penampilannya perfect.
Makan malampun dimulai. Sesekali Kami saling curi-curi pandang. Kaku sekali.
“Ivan….”
“Iya.” Sahutku dengan tertunduk malu.
“Aku baru tau kalo Kamu orangnya pemalu kaya gini…. Lucu.” ejeknya.
“Ini kali pertama dalam hidupku makan malam dengan perempuan selain Mamah. Jadi……” sahutku bingung mau bicara apa padanya.
“Jadi apa?”
“Ngga…. Ngga jadi apa-apa.”
Kekakuan inilah yang membuat Kami jadi banyak tertawa hingga akhirnya suasana menjadi nyaman dengan candaan-candaan.
“Ivan…” panggilnya dengan nada serius.
Aku kaget sekali mendengar suara yang terdengar arogan tersebut.
“Iya.” Sahutku ragu.
Mendadak suasana menjadi hening. “Aku suka sama Kamu, sejak Aku bertemu denganmu di bis sekolah,” tuturnya menatap tajam ke kornea mataku, “Sebelum Kamu masuk rumah sakit sebenarnya Aku ingin mengatakan ini. Tapi Aku ngga sempat.” Lanjutnya.
“Bagaimana dengan Kevin? Bukannya Kamu?”
“Iya dulu Aku memang suka sama Kevin tapi semenjak Kamu datang dihidupku. Aku ngga bisa berbohong Aku jauh lebih menyukaimu dibanding Kevin, Aku ngga bisa berhenti memikirkan Kamu. Tentangmu yang selalu menari-nari dipikiranku. Aku ngga bisa terus-terusan menghindar darimu dengan perasaanku yang seperti ini.” Ujarnya memotong pembicaraanku.
Ternyata selama ini Aku sudah salah paham kepada Thesa. Kukira Thesa tidak pernah memperhitungkanku dalam hidupnya. Kupikir hanya Kevin yang Dia pedulikan. Ternyata Aku salah. Aku tidak berusaha untuk mengerti perasaan Thesa. Aku terlalu egois, membiarkan perasaanku terlihat oleh Thesa. Tapi Aku tidak memberikan kesempatan pada Thesa untuk memperlihatkan perasaannya padaku. Sekarang sangatlah terlambat jika Aku bilang kalau Aku juga cinta sama Thesa. Setelah penyakit yang kuderita ini sangat parah, rasanya tidak mungkin Aku meng-iyakan keinginan Thesa, itu hanya akan menyakitinya saja. Beralasan palsu adalah jalan terbaik yang bisa Aku lakukan. Agar saat Aku menghilang dari hidupnya, Aku tidak membuat hatinya sakit. Mungkin inilah yang bisa Aku lakukan untuk melindunginya. Aku rela jika akhirnya Kevin yang akan memasang cincin pernikahan dijarinya. Aku rela jika akhirnya Kevin yang akan mendampinginya. Aku sangat lega jika setelah Aku tiada nanti Thesa bisa berbahagia, Aku sangat lega. Aku percaya pasti Kevin akan memberikan yang terbaik untuk Thesa. Melindungi, menjaga, dan selalu ada untuk Thesa. Aku yakin Kevin pasti akan melakukannya dengan baik.
“Sebelumnya Aku tau kalau Aku menyukaimu sejak kita pertama kali ketemu. Tapi Aku benar-benar ngga tau kalo Aku sukanya sedalam ini ke kamu. Lama Aku memendam perasaan ini. Selalu menahan rasa sakit dihatiku melihatmu yang sangat dekat dengan Kevin. Aku cemburu padamu, saat Kamu dekat denganku Aku selalu berpikir buruk tentangmu. Percuma rasanya Aku berkorban untukmu toh akhirnya Kamu sudah termiliki oleh Kevin. Itulah yang sering terlintas dibenakku. Sampai akhirnya Kamu menghilang dari penglihatanku. Setelah kelulusan, Aku mencarimu tapi Aku tidak bisa menemukanmu. Itu sangat menghancurkan hatiku. Otakku tidak bisa berhenti berprasangka buruk padamu. Aku mengira Kamu sudah bahagia bersama Kevin. Aku lelah dengan yang kurasakan, Aku keberatan dengan apa yang Aku lakukan. Aku berjaniji untuk berhenti menunggumu. Aku memutuskan untuk membuka hatiku menerima penghuni baru yang layak untuk menempati hatiku. Perlahan kekosonganku terisi oleh perempuan itu dan pelan-pelan Kamu sudah menghilang dari ingatanku,” ujarku sambil menatap wajahnya, “Sekarang Kamu datang lagi dengan membawa cinta yang sejak dulu Aku harap bisa mendapatkannya. Sayangnya Kamu datang disaat yang salah. Kamu datang disaat yang tidak tepat. Kamu datang setelah Aku mencintai orang lain dan Aku tidak bisa meninggalkan orang itu.” Lanjutku.
Binar dimatanya mencair menjadi airmata yang menetes. Tak sampai hati Aku melihatnya menangis. Sebenarnya apa yang kukatakan padanya sangat bertentangan dengan hatiku. Yang kuucapkkan tadi adalah kata-kata terburuk yang pernah keluar dari lisanku. Tapi Aku harus melakukannya. Sebelum Aku pergi Aku harus membuatnya membenciku agar Dia bisa buru-buru melupakanku. Aku tidak ingin membuatnya menangis lebih lagi dari ini. jadi biarlah kulakukan seperti ini agar saat Aku tiada Thesa tidak memiliki perasaan apa-apa lagi padaku dengan begitu Dia tidak akan tersakiti.
Thesa tidak menjelaskan apapun padaku. Dia pergi begitu saja meninggalkanku. Aku juga tidak menuntutnya mengatakan sesuatu padaku.
Setelah Dia menghilang dari penglihatanku. Jantungku mulai nyut nyutan. Ya ampun sakitnya tidak bisa tergambarkan oleh apapun. Buru-buru kuambil ponsel meminta Mamah menjemputku. Aku takut tidak bisa pulang dengan selamat jika kupaksakan.
Suara Mamah terdengar panik saat Aku menelponnya. Pendengaranku mulai terganggu. Sakit dijantungku membuat organ tubuhku yang lain juga terganggu. Aku mulai kehilangan kesadaran. Ponselku sepertinya jatuh. Aku tidak tau lagi apa yang sedang Mamah pikirkan saat telponku tiba-tiba terputus. Tapi yang jelas Mamah pasti akan sangat panik. Aku takut terjadi apa-apa sama Mamah saat diperjalanan menjemputku. Tapi Aku sudah tidak bisa menguasai diriku. Pandanganku hitam tidak ada sedikitpun cayaha yang kulihat. Nafasku terengah, Aku rasa Aku sudah mati sekarang.
Pelan-pelan Aku mulai tersadar. Mataku perlahan kubuka. Buram sekali penglihatanku saat pertama kali membuka mata. Tidak ada siapa-siapa disekelilingku. Aku mencoba mengenali tempatku berada sekarang. Ternyata Aku berada dirumah sakit. Tapi anehnya Mamah tidak ada. Tidak mungkin rasanya kalo Mamah tidak mencariku, gumamku dalam hati. Aku melihat lelaki berkaca mata menghampiriku.
“Maaf, apa anda keluarga Ibu Farida?” tanya lelaki berkacamata itu padaku.
“Benar, Dia Ibu saya Pak…. Kenapa dengan Ibu saya Pak?” tanyaku penasaran.
“Ibu saudara mengalami kecelakan. Tapi Alhamdulillah beliau sudah siuman. Hanya saja beliau mengalami kebutaan. Jika ada pendonor yang mau memberikan kornea matanya untuk Ibu anda. Beliau bisa selamat dari kebutaan.”
“Ambil mata saya pak! Ambil semua yang Ibu saya perlukan. Jantung, ginjal, ataupun yang lainnya. Ambil nyawa Saya jika Ibu memerlukannya. Lakukan yang terbaik untuknya Pak! Lakukan!” pintaku spontan memaksa lelaki berkacamata itu.
Ternyata penyakit jantungku tidak sebanding sakitnya dengan perasaanku yang hancur lebur mendengar Mamah kecelakaan dan menjadi buta. Aku tidak ingin melihatnya terluka, Aku juga tidak ingin Dia meninggalkanku. Dia adalah Perempuan terhebat didunia yang pernah kumiliki. Selalu memberiku yang terbaik. Perempuan yang tidak pernah menyakiti hatiku ataupun mengecewakanku. Aku akan melakukan apapun untuk membuatnya tetap hidup. Kukorbankan kornea mataku untuk Mamah. Aku berharap Dia baik-baik saja dan Dia bisa melihat dunia lagi dengan mata miliku itu.
Sebelum pendonoran dimulai Aku sempat berpesan pada Kevin, teman lamaku yang kebetulan sebagai pahlawan yang menolong Mamah. Semuanya kuceritakan padanya tentang cintaku pada Thesa dan rasa sayangku pada Mamah.
Proses pendonoran akan dimulai. Tiba-tiba jantungku sakit lagi. Nafasku tersendat lagi. Tapi Aku harus menahan sakit ini sampai dokter memberi bius padaku. Aku ingin proses pendonoran segera dilakukan agar Mamah bisa segera melihat lagi. Aku sudah tidak kuat lagi dengan sakit yang kutahan tapi untunglah prosesnya sudah berlangsung. Ingin rasanya Aku tetap hidup berlama-lama. Berdiri didepan Mamah sebagai pelindungnya dan bersandar disamping Thesa sebagai pendampingnya. Tapi sepertinya Aku sudah sampai dibagian akhir dari perjalanan hidupku. Aku berhenti pada takdir yang telah dituliskan untukku. Sekarang Aku merasa terbang tinggi sejajar dengan gumpalan awan. Aku berharap bertemu lagi dengan perempuan yang memanggilku dulu saat pertama kali Aku koma.
Aku berharap seseorang itu memanggilku dan membangunkanku dari mimpiku ini. Aku berharap saat membuka mata nanti Mamah memelukku lagi. Aku janji kali ini Aku akan membalas pelukan Mamah dengan pelukan terhangat yang Aku miliki. Tapi sepertinya Aku tidak mendapatinya lagi. Aku terbang semakin tinggi dengan perasaan yang jauh lebih damai sekarang. Sakit dijantungku sudah menghilang, tidak ada lagi nyut nyutan yang membuatku menangis. Sekarang Aku merasa sangat nyaman. Aku terbang semakin tinggi bahkan sudah menembus batas langit. Entah berada dimana Aku saat ini? yang jelas tempatku bukan dunia lagi. Aku berada ditempat dimana Aku hidup abadi. Semoga Kevin bisa memenuhi janjinya padaku untuk memberikan yang terbaik pada Thesa. Juga, semoga Kevin menceritakan semua yang ku sampaikan padanya. Dan meminta Thesa juga Mamah untuk tidak menangisiku. Karna Aku akan selalu ada untuk mereka meskipun Kami tak saling melihat. Sekarang jasadku memang sudah tidak ada lagi. Tapi hatiku masih tetap ada dihati mereka yang tulus mencintaiku.
Sumber :
Ditulis Oleh: Fahrial Jauvan Tajwardhani
“Ivan…bangun!!!”
Berat sekali rasanya membuka mata dihari libur seperti ini. Pelan-pelan Aku coba membuka mata mencari suara yang tega-teganya menggangguku sepagi ini. Kulihat Mamah sudah berpakaian rapi berdiri didepanku. Belum sepenuhnya nyawaku terkumpul langsung saja Aku melompat dari tempat tidurku menuju kamar mandi. Wah bodohnya Aku melupakan keberangkatanku hari ini. Untungnya tadi malam semua keperluanku sudah Mamah siapkan. Jadi Aku tinggal berangkat.
“Tasmu sudah didalam mobil, cepat berangkat.”
“Mamah ga nganter?” tanyaku.
“Ngga, Mamah ga mau nangis.”
“Wah, Mamah….sesayang itukah Mamah padaku,” canda manjaku sambil berjalan menghampiri kemudian memeluknya.
Matanya berbinar saatku memeluknya. Ada rasa ketidak tegaan dihatiku meninggalkan Mamah sendirian. Sekali lagi Aku memeluknya erat, binar dimatanya kini menjadi air yang menetes dipipi. Wajar kalo Mamah menangis seperti itu karna terhitung dari hari ini sampai 2 tahun kedepan kami tidak akan bertemu.
“Cepat berangkat, nanti Ivan ketinggalan pesawat!!!”
“Hati-hati, jaga diri Kamu baik-baik, jangan bandel, Ivan harus konsentrasi belajar ga boleh pacaran, disana harus nurut sama Om kamu.” lanjut Mamah menasehatiku.
***
Sekarang Aku berada dibenua eropa untuk melanjutkan studi. Masih ada waktu 2 tahun lamanya agar bisa lulus dan kembali keindonesia. Oh iya, disini Aku belajar bukan sebagai seorang mahasiswa tapi hanya seorang siswa.
Hari-hari berlalu seperti biasa, rutinitasku disini tidak ada yang mengesankan. Ingin sekali rasanya Aku buru-buru pergi dari keasingan ini. Pernah ada niatan berontak ke Mamah tapi Aku juga ga tega melihat Mamah kecewa. Mamah sangat berharap agar Aku berprestasi disini. Percuma rasanya Aku bebas kalo Mamah jadi kecewa.
Lambat sekali waktu berputar, ruang gerakku semakin hari semakin sempit. Kalau bukan buku pasti laptop yang jadi temanku. Hanya itu yang mengisi hari-hariku. Oh Tuhan, Aku berpikir kalo saat ini Aku sedang diuji.
Seperti biasanya hampir setiap pagi Aku berlari mengejar bis sekolah. Dan pagi ini adalah kesialan yang teramat sangat yang terjadi padaku, bis sekolah benar-benar penuh. Mungkin karena siswa baru. Susah rasanya bernafas ditengah himpitan orang-orang besar di sekelilingku. Baru beberapa menit menikmati perjalanan bisnya kembali berhenti. Ya ampun, semerana inikah hidupku, gumamku.
Bis sekolah kembali melanjutkan perjalanan, samar-samar aku melihat gadis yang baru naik tadi desak-desakkan mencari tempat duduk. Anak itu pasti siswa baru pikirku. Sebenarnya Aku sudah berniat untuk tidak menghiraukannya, na’asnya Aku, gadis itu berjalan menuju ke arahku dan, iya! Dia berdiri tepat di hadapanku. Karena dia perempuan jadi Aku mengalah saja padanya. Dan membiarkan Dia menduduki tempatku. “Hi…sit here,” ucapku sambil berdiri.
“Makasih.”
“Kamu dari Indonesia?”
“Iya.” sahutnya menatapku.
Spontan Aku mencubit pipinya dan berteriak kesenangan sehingga semua orang melihatku. Tatapan mereka seperti sedang mengintrogasiku. Aku hanya tertunduk malu. Dan Aku meminta maaf pada penumpang bis lainnya, sepertinya teriakanku mengagetkan mereka.
“Maaf ya…. disini Aku bener-bener ga punya teman jadi pas ketemu Kamu rasanya kaya lagi menang undian yang berhadiah mobil. Ga kebayang senengnya,” gurauku pada gadis dari Indonesia itu.
Dia tertawa mendengar gurauku.
“Kamu siswa baru?” lanjutku.
“No…no… no… Aku sudah satu tahun disini.” sahutnya sambil tertawa.
“Oh jadi ceritanya Kita satu angkatan nih,”
Gadis itu menganggukkan kepalanya. Sepertinya Aku jatuh cinta pada pandangan yang benar-benar pertama dalam hidupku.
Semenjak pertemuan itu ada harapan-harapan baru yang mulai kumunculkan dalam hidupku. Sekarang impianku bukan hanya ingin membahagiakan Mamah saja tapi juga Aku ingin membahagiakan diriku sendiri.
“Ivan….”
Aku menghentikan langkahku. Kepalaku celingak celinguk mencari sumber suara yang serak-serak parau memanggilku.
“Ivan…”
Suara itu semakin dekat ditelingaku. 1 tahun sudah lewat. Baru hari ini Aku mendengar seseorang di sekolah memanggil namaku.
Tiba-tiba gadis itu menepuk pundakku. “Yeeee, ketemu Kamu lagi,” ujarnya cengengesan.
“Kok kamu tau namaku? Tau dari mana?” tanyaku penasaran.
“Kemaren Aku cerita-cerita sama Kevin tentang pertemuan kita dibis eh tau-tau Dia kenal sama Kamu padahal Aku cuman ngasih tau ciri-ciri Kamu doang ke Kevin.”
“Yang Kamu maksud Kevin Bagas? Kayanya Dia temen SMPku.” tanyaku sambil meraba-raba ingatan.
“Iya. Oh Kalian teman lama ya. Ya, ya, ya…” ujarnya padaku.
“Aku Thesa.” lanjutnya sambil mengulurkan tangan.
“Thesa…. Thesa… nama yang bagus.”
“Oh iya, apa Kevin pacarmu?” lanjutku menanyakan kedekatan Kevin dan Thesa.
“Sama sepertimu, Dia juga temanku dari SMP, cuman kita beda SMP.”
“Bagus banget, untung kalian ga pacaran.” gumamku.
“Apa? Kamu ngomong apa barusan?” tanyanya penasaran.
“Ngga, Aku ngga ngomong apa-apa.”
“Tau ah Van! Jelas-jelas tadi Kamu ngomong.”
Setelah Thesa datang dalam hidupku. Sepertinya waktu tidak berjalan selambat kemaren. Sekarang malah Aku mau protes sama waktu yang jalannya kecepetan. Rasanya Aku tidak ingin meninggalkan tempat ini. Nyaman sekali disini setelah ada Thesa.
***1 tahun kemudian***
Semakin kedepan semakin jelas terlihat cinta segitiga diantara Kami. Aku harus rela berbagi cinta dengan Kevin. Sebenarnya Kami menyadari bahwa ada cinta segitiga, tapi masing-masing dari Kami tidak ada yang mau mengalah apalagi sampai menyerah untuk mendapatkan Thesa.
Seharusnya Aku lebih realistis melihat keadaan seperti ini. Dibandingkan denganku Kevin sangat lebih pantas untuk Thesa. Tapi, kukatakan ‘tidak’ meskipun Aku dipaksa menyerah untuk mendapatkan Thesa. Aku tidak bisa tanpa Thesa. Dan Aku juga tidak akan mau membiasakan diriku tanpa Thesa. Aku tidak akan menyerah, tidak akan.
Banyak hal yang sudah terlewatkanku bersama Thesa. Walaupun bersamanya sangat menyakitkan tapi Aku rela menahan sakit itu agar bisa terus ada disisinya. Ini tahun terakhir Kami disini. Semoga setelah lulus, Thesa juga pulang ke Indonesia dan melanjutkan studinya diperguruan tinggi yang ada di Indonesia agar Aku bisa bersamanya lagi. Walaupun tidak, Aku akan menunggunya sampai dia kembali ke Indonesia.
Aku selalu merasa iri pada Kevin yang lebih banyak waktu bersama Thesa. Terakhir kali Aku memegang tangan Thesa pada saat Kami berlibur kepantai. Kalo si Kevin setiap hari juga bisa memegang tangan Thesa.
Malam ini Kami bertiga janjian makan malam bareng. Thesa tampil sangat cantik, Dia datang sendirian kerumahku. Kemudian disusul dengan kedatangan Kevin.
Tempatnya sangat indah. Pepohonan ditempat ini benar-benar membuatku nyaman. Apalagi sambil melihat gadis pujaanku.
Malam ini Aku merasa sedikit lega karna si Kevin mendadak pulang lebih awal. Katanya dipanggil Omanya. Beruntungnya Aku. Seandainya Kevin tidak pulang bisa-bisa Aku mati duduk menahan rasa cemburu melihat mereka ngobrol berdua.
Belum sempat pramusaji menghidangkan makanan. Mendadak nafasku berhenti, pandanganku buram, dadaku nyut nyutan seperti ada yang menahan pompa jantungku. Aku berusaha tenang agar tidak merusak momen terbaikku bersama Thesa. Tapi Aku tak tahan, kucoba menahan sakit didadaku itu dengan tangan kiriku, tapi sakitnya tidak berhenti. Penglihatanku semakin redup hampir-hampir Aku tidak bisa melihat Thesa. Sakitnya semakin menggila. Aku mendengar suara Thesa samar-samar memanggil namaku.
Akhirnya Aku menyerah dari sakit itu. Penglihatanku benar-benar menghilang, Aku tidak bisa melihat apa-apa. Sekarang tubuhku terasa ringan. Pelan-pelan kubuka mataku. Yang kulihat hanya ada kain putih yang mengelilingiku. Apakah ini yang namanya surga? Gumamku.
Aku tidak bisa berpikir banyak, kembali kupejamkan mataku. Aku merasa seperti sedang terbang tinggi saat ini. Rasanya Aku terbang menorobos awan yang bergumpal. Aku benar-benar diketinggian yang sejengkal lagi akan menerobos langit. Tapi Aku berhenti. Aku berhenti digumpalan awan, disana Aku melihat seseorang yang wajahnya sama sekali tidak tampak jelas. Tapi entah mengapa mendengar suaranya membuatku merasa damai, membuatku ingin menggapainya. Suara itu membuatku berhenti. Suara itu memanggil manggil namaku berulang kali. Kemudian Dia menghilang. Tak lama, Aku terbangun dari mimpiku dan saat Aku terbangun. Ternyata Mamah orang pertama yang kulihat.
“Ma…Ma-mah.” sapaku kelu.
Belum sempat Aku bangkit dari tempat tidurku. Mamah memelukku erat, tubuhku terhempas lagi pada tempat tidurku. Lagi-lagi Aku membuat Mamah menangis. Hancur hatiku melihat Mamah menangis terisak seperti itu. Ingin sekali rasanya Aku menghajar diriku sendiri yang bisanya hanya merepotkan Mamah. Mamah terus saja memelukku erat, sesekali mencium keningku. Mamah tidak berkata apapun. Tidak juga memarahiku seperti biasanya. Airmataku pelan-pelan jatuh kepipi. Ada apa dengan Mamah? Tanyaku dalam hati. Berhenti rasanya jantungku melihat Mamah seperti itu. Kutarik kedua tangannya. Kucium telapak tangannya. Aku katakan padanya Aku sangat menyayanginya, Aku katakan lagi padanya, Aku tidak akan meninggalkannya.
Kemudian Mamah mengusap airmatanya. Pelan-pelan Mamah mengangkat kepalanya dan menatapku syahdu. “Maafkan Mamah Van.”
Mamah kembali menangis menggeleng-gelengkan kepalanya seolah ada hal yang membuatnya cemas. Semakin penuh otakku dengan pertanyaan-pertanyaan.
“Mamah kenapa?” tanyaku pelan.
“Inilah alasan Mamah menyekolahkan Kamu disini. Mamah tidak bisa menjagamu sendirian. Mamah juga tidak bisa melindungimu sendirian. Mamah tidak sanggup melihatmu menjerit kesakitan. Mamah tidak sanggup melihat anak kesayangan Mamah terluka,” ujarnya sambil menangis terisak.
“Maksud Mamah?”
“Maafkan Mamah…. Mamah sudah menyembunyikan hal ini kepadamu.”
“Katakan Mah! Ada apa denganku?” Aku merasa panik mendengar omongan Mamah.
“Ivan sedang mengalami penyumbatan pada jantung. Om Frans bilang ke Mamah kalo Ivan mengalami Jantung koroner pada level yang rendah. Masih ada kesempatan untuk sembuh makanya buru-buru Mamah sekolahkan Kamu disini. Biar Om Frans gampang ngobatin Ivan. Ivan yang sabar ya Mamah pasti akan melakukan apapun supaya Kamu sehat lagi. Ivan jangan khawatir.”
“Tapi kenapa ini sakit sekali Mah?”
“Sekarang penyakitmu itu berada pada level yang parah, tapi Ivan jangan takut Mamah sama Om Frans pasti akan membuat Ivan sehat lagi. Jangan khawatir Mamah selalu ada untuk Ivan.”
Bergetar hatiku rasanya mendengar ini. Tak sanggup rasanya Aku berpisah dari Mamah. Tak ingin rasanya Aku meninggalkan Mamah sendirian. Saat ini kurasa bumi seperti sedang berhenti berputar, manakala Mamah bilang penyakitku sudah pada level yang parah. Kenapa tidak langsung diambil saja nyawaku. Toh kalo sakit ini datang lagi rasanya Aku seperti sudah mati. Sakit sekali jantungku.
***
Akhirnya Aku menyelesaikan sekolahku dengan hasil yang memuaskan. Walaupun tidak berada pada posisi 1 sampai 10. Sudah lulus saja Aku sangat merasa puas. Nilaiku juga tidak begitu jelek. Selagi Mamah tidak protes itu artinya Aku sudah melaksanakan tugas dengan baik.
Akhirnya, Aku bisa kembali lagi ke Indonesia. Momen inilah yang Aku damba-dambakan 2 tahun belakangan ini.
Setelah perpisahan sekolah sampai sekarang Aku tidak pernah lagi bertemu dengan gadis pujaanku. Juga dengan si Kevin. Ya sudahlah sepertinya Aku harus berhenti menunggu Thesa. Toh percuma juga menunggunya, kalopun akhirnya Dia datang pastilah Kevin sudah menjadi kekasihnya.
***
“Ivan…..bangun!!!”
Malas sekali rasanya membuka mata sepagi ini. Suara itu mengganggu sekali. Mau tidak mau Aku mencoba membuka mataku yang seperti sedang digantungi besi, berat sekali. Pelan-pelan mataku terbuka. Kupikir Mamah yang membangunkanku. Tapi kok tumben Mamah terlihat lebih muda, gumamku dalam hati. Tak percaya dengan yang kulihat. Kukucek kedua mataku dengan tangan. Benar saja, yang membangunkanku pagi ini adalah Thesa. Gadis pujaanku. Aku langsung bangkit dari tempat tidur lalu mencubit pipinya seperti yang kulakukan dibis waktu pertama kali kami bertemu. Thesa tertawa melihat kelakuanku yang kekanak-kanakan ini. Tapi Aku tidak peduli. Aku benar-benar rindu padanya.
“Kenapa Kamu menghilang sih Van! Disana Aku mencarimu. Nomer telponmu sudah ga aktif. Sengaja ya biar Aku khawatir.” tanyanya sinis padaku.
“Apa? Ulangin kata terakhir yang Kamu ucapin tadi. Please Aku mau dengar lagi.” Pintaku melas.
“Aku khawatir.” Jawabnya ketus.
“Akhirnya…. Ada juga orang lain selain Mamah yang mengkhwatirkanku. Kamu orang pertama yang mengkhawatirkanku. Makasih ya…..” ujarku sambil tersenyum.
“Oh iya… Kevin mana?”
“Entahlah.” Sahutnya.
***
Nanti malam Thesa mengajakku makan malam bareng, katanya sih mau mengganti makan malam yang gagal dulu. Semoga kali ini penyakitku tidak kambuh lagi.
Malam hari tiba. Telapak tangan dan kakiku berkeringatan entah mengapa bisa seperti itu. Sepertinya Aku grogi menghadapi Thesa. Aku melihat disekelilingku orang-orang tampak biasa saja dengan pasangannya. Aku harus seperti mereka, gumamku menyemangati diri sendiri.
“Ivan.” Suara Thesa tepat dibelakangku.
Aku menoleh kearah Thesa. Wow, mataku tidak ingin melihat kelain selain ke gadis pujaanku itu. Malam ini penampilannya perfect.
Makan malampun dimulai. Sesekali Kami saling curi-curi pandang. Kaku sekali.
“Ivan….”
“Iya.” Sahutku dengan tertunduk malu.
“Aku baru tau kalo Kamu orangnya pemalu kaya gini…. Lucu.” ejeknya.
“Ini kali pertama dalam hidupku makan malam dengan perempuan selain Mamah. Jadi……” sahutku bingung mau bicara apa padanya.
“Jadi apa?”
“Ngga…. Ngga jadi apa-apa.”
Kekakuan inilah yang membuat Kami jadi banyak tertawa hingga akhirnya suasana menjadi nyaman dengan candaan-candaan.
“Ivan…” panggilnya dengan nada serius.
Aku kaget sekali mendengar suara yang terdengar arogan tersebut.
“Iya.” Sahutku ragu.
Mendadak suasana menjadi hening. “Aku suka sama Kamu, sejak Aku bertemu denganmu di bis sekolah,” tuturnya menatap tajam ke kornea mataku, “Sebelum Kamu masuk rumah sakit sebenarnya Aku ingin mengatakan ini. Tapi Aku ngga sempat.” Lanjutnya.
“Bagaimana dengan Kevin? Bukannya Kamu?”
“Iya dulu Aku memang suka sama Kevin tapi semenjak Kamu datang dihidupku. Aku ngga bisa berbohong Aku jauh lebih menyukaimu dibanding Kevin, Aku ngga bisa berhenti memikirkan Kamu. Tentangmu yang selalu menari-nari dipikiranku. Aku ngga bisa terus-terusan menghindar darimu dengan perasaanku yang seperti ini.” Ujarnya memotong pembicaraanku.
Ternyata selama ini Aku sudah salah paham kepada Thesa. Kukira Thesa tidak pernah memperhitungkanku dalam hidupnya. Kupikir hanya Kevin yang Dia pedulikan. Ternyata Aku salah. Aku tidak berusaha untuk mengerti perasaan Thesa. Aku terlalu egois, membiarkan perasaanku terlihat oleh Thesa. Tapi Aku tidak memberikan kesempatan pada Thesa untuk memperlihatkan perasaannya padaku. Sekarang sangatlah terlambat jika Aku bilang kalau Aku juga cinta sama Thesa. Setelah penyakit yang kuderita ini sangat parah, rasanya tidak mungkin Aku meng-iyakan keinginan Thesa, itu hanya akan menyakitinya saja. Beralasan palsu adalah jalan terbaik yang bisa Aku lakukan. Agar saat Aku menghilang dari hidupnya, Aku tidak membuat hatinya sakit. Mungkin inilah yang bisa Aku lakukan untuk melindunginya. Aku rela jika akhirnya Kevin yang akan memasang cincin pernikahan dijarinya. Aku rela jika akhirnya Kevin yang akan mendampinginya. Aku sangat lega jika setelah Aku tiada nanti Thesa bisa berbahagia, Aku sangat lega. Aku percaya pasti Kevin akan memberikan yang terbaik untuk Thesa. Melindungi, menjaga, dan selalu ada untuk Thesa. Aku yakin Kevin pasti akan melakukannya dengan baik.
“Sebelumnya Aku tau kalau Aku menyukaimu sejak kita pertama kali ketemu. Tapi Aku benar-benar ngga tau kalo Aku sukanya sedalam ini ke kamu. Lama Aku memendam perasaan ini. Selalu menahan rasa sakit dihatiku melihatmu yang sangat dekat dengan Kevin. Aku cemburu padamu, saat Kamu dekat denganku Aku selalu berpikir buruk tentangmu. Percuma rasanya Aku berkorban untukmu toh akhirnya Kamu sudah termiliki oleh Kevin. Itulah yang sering terlintas dibenakku. Sampai akhirnya Kamu menghilang dari penglihatanku. Setelah kelulusan, Aku mencarimu tapi Aku tidak bisa menemukanmu. Itu sangat menghancurkan hatiku. Otakku tidak bisa berhenti berprasangka buruk padamu. Aku mengira Kamu sudah bahagia bersama Kevin. Aku lelah dengan yang kurasakan, Aku keberatan dengan apa yang Aku lakukan. Aku berjaniji untuk berhenti menunggumu. Aku memutuskan untuk membuka hatiku menerima penghuni baru yang layak untuk menempati hatiku. Perlahan kekosonganku terisi oleh perempuan itu dan pelan-pelan Kamu sudah menghilang dari ingatanku,” ujarku sambil menatap wajahnya, “Sekarang Kamu datang lagi dengan membawa cinta yang sejak dulu Aku harap bisa mendapatkannya. Sayangnya Kamu datang disaat yang salah. Kamu datang disaat yang tidak tepat. Kamu datang setelah Aku mencintai orang lain dan Aku tidak bisa meninggalkan orang itu.” Lanjutku.
Binar dimatanya mencair menjadi airmata yang menetes. Tak sampai hati Aku melihatnya menangis. Sebenarnya apa yang kukatakan padanya sangat bertentangan dengan hatiku. Yang kuucapkkan tadi adalah kata-kata terburuk yang pernah keluar dari lisanku. Tapi Aku harus melakukannya. Sebelum Aku pergi Aku harus membuatnya membenciku agar Dia bisa buru-buru melupakanku. Aku tidak ingin membuatnya menangis lebih lagi dari ini. jadi biarlah kulakukan seperti ini agar saat Aku tiada Thesa tidak memiliki perasaan apa-apa lagi padaku dengan begitu Dia tidak akan tersakiti.
Thesa tidak menjelaskan apapun padaku. Dia pergi begitu saja meninggalkanku. Aku juga tidak menuntutnya mengatakan sesuatu padaku.
Setelah Dia menghilang dari penglihatanku. Jantungku mulai nyut nyutan. Ya ampun sakitnya tidak bisa tergambarkan oleh apapun. Buru-buru kuambil ponsel meminta Mamah menjemputku. Aku takut tidak bisa pulang dengan selamat jika kupaksakan.
Suara Mamah terdengar panik saat Aku menelponnya. Pendengaranku mulai terganggu. Sakit dijantungku membuat organ tubuhku yang lain juga terganggu. Aku mulai kehilangan kesadaran. Ponselku sepertinya jatuh. Aku tidak tau lagi apa yang sedang Mamah pikirkan saat telponku tiba-tiba terputus. Tapi yang jelas Mamah pasti akan sangat panik. Aku takut terjadi apa-apa sama Mamah saat diperjalanan menjemputku. Tapi Aku sudah tidak bisa menguasai diriku. Pandanganku hitam tidak ada sedikitpun cayaha yang kulihat. Nafasku terengah, Aku rasa Aku sudah mati sekarang.
Pelan-pelan Aku mulai tersadar. Mataku perlahan kubuka. Buram sekali penglihatanku saat pertama kali membuka mata. Tidak ada siapa-siapa disekelilingku. Aku mencoba mengenali tempatku berada sekarang. Ternyata Aku berada dirumah sakit. Tapi anehnya Mamah tidak ada. Tidak mungkin rasanya kalo Mamah tidak mencariku, gumamku dalam hati. Aku melihat lelaki berkaca mata menghampiriku.
“Maaf, apa anda keluarga Ibu Farida?” tanya lelaki berkacamata itu padaku.
“Benar, Dia Ibu saya Pak…. Kenapa dengan Ibu saya Pak?” tanyaku penasaran.
“Ibu saudara mengalami kecelakan. Tapi Alhamdulillah beliau sudah siuman. Hanya saja beliau mengalami kebutaan. Jika ada pendonor yang mau memberikan kornea matanya untuk Ibu anda. Beliau bisa selamat dari kebutaan.”
“Ambil mata saya pak! Ambil semua yang Ibu saya perlukan. Jantung, ginjal, ataupun yang lainnya. Ambil nyawa Saya jika Ibu memerlukannya. Lakukan yang terbaik untuknya Pak! Lakukan!” pintaku spontan memaksa lelaki berkacamata itu.
Ternyata penyakit jantungku tidak sebanding sakitnya dengan perasaanku yang hancur lebur mendengar Mamah kecelakaan dan menjadi buta. Aku tidak ingin melihatnya terluka, Aku juga tidak ingin Dia meninggalkanku. Dia adalah Perempuan terhebat didunia yang pernah kumiliki. Selalu memberiku yang terbaik. Perempuan yang tidak pernah menyakiti hatiku ataupun mengecewakanku. Aku akan melakukan apapun untuk membuatnya tetap hidup. Kukorbankan kornea mataku untuk Mamah. Aku berharap Dia baik-baik saja dan Dia bisa melihat dunia lagi dengan mata miliku itu.
Sebelum pendonoran dimulai Aku sempat berpesan pada Kevin, teman lamaku yang kebetulan sebagai pahlawan yang menolong Mamah. Semuanya kuceritakan padanya tentang cintaku pada Thesa dan rasa sayangku pada Mamah.
Proses pendonoran akan dimulai. Tiba-tiba jantungku sakit lagi. Nafasku tersendat lagi. Tapi Aku harus menahan sakit ini sampai dokter memberi bius padaku. Aku ingin proses pendonoran segera dilakukan agar Mamah bisa segera melihat lagi. Aku sudah tidak kuat lagi dengan sakit yang kutahan tapi untunglah prosesnya sudah berlangsung. Ingin rasanya Aku tetap hidup berlama-lama. Berdiri didepan Mamah sebagai pelindungnya dan bersandar disamping Thesa sebagai pendampingnya. Tapi sepertinya Aku sudah sampai dibagian akhir dari perjalanan hidupku. Aku berhenti pada takdir yang telah dituliskan untukku. Sekarang Aku merasa terbang tinggi sejajar dengan gumpalan awan. Aku berharap bertemu lagi dengan perempuan yang memanggilku dulu saat pertama kali Aku koma.
Aku berharap seseorang itu memanggilku dan membangunkanku dari mimpiku ini. Aku berharap saat membuka mata nanti Mamah memelukku lagi. Aku janji kali ini Aku akan membalas pelukan Mamah dengan pelukan terhangat yang Aku miliki. Tapi sepertinya Aku tidak mendapatinya lagi. Aku terbang semakin tinggi dengan perasaan yang jauh lebih damai sekarang. Sakit dijantungku sudah menghilang, tidak ada lagi nyut nyutan yang membuatku menangis. Sekarang Aku merasa sangat nyaman. Aku terbang semakin tinggi bahkan sudah menembus batas langit. Entah berada dimana Aku saat ini? yang jelas tempatku bukan dunia lagi. Aku berada ditempat dimana Aku hidup abadi. Semoga Kevin bisa memenuhi janjinya padaku untuk memberikan yang terbaik pada Thesa. Juga, semoga Kevin menceritakan semua yang ku sampaikan padanya. Dan meminta Thesa juga Mamah untuk tidak menangisiku. Karna Aku akan selalu ada untuk mereka meskipun Kami tak saling melihat. Sekarang jasadku memang sudah tidak ada lagi. Tapi hatiku masih tetap ada dihati mereka yang tulus mencintaiku.
Sumber :
Ditulis Oleh: Fahrial Jauvan Tajwardhani
Subscribe to:
Posts (Atom)