Sungguh sangat menyedihkan kisah perjalanan seorang manusia, sebut saja Novi. Seorang janda muda dengan dua anak laki-laki yang masih kecil yaitu SD kelas 4 dan kelas 3. Usianya masih belum genap 40 tahun namun perjalanan hidupnya harus berakhir dengan perceraian. Bukan hanya perceraian yang menjadi persoalan namun kisah perjalanan hidupnya yang sangat menyedihkan.
Novi seorang gadis yang agak pendiam, wajahnya lumayan manis, namun saking pendiamnya sehingga dia tidak memiliki teman pria. Usianya sudah di atas 25 tahun, biasanya seorang ibu pasti menanyakan apakah sudah punya teman pria yang bisa dikenalkan dengan keluarganya atau belum. Nah mungkin karena Novi belum punya teman pria akhirnya orang tuanya menjodohkan Novi dengan pria duda tanpa anak yang sudah memiliki pekerjaan tetap di sebuah BUMN.
Pernikahan yang sederhana telah digelar, duda yang siap menjadi pendamping hidupnya berbeda usia sekitar 15 tahun-an. Namun karena duda tanpa anak dan kebetulan memang memiliki baby face maka perbedaan usia tidaklah begitu nampak. Kebahagiaan mereka begitu lengkap ketika kelahiran putra pertama. Lalu belum genap dua tahun lahirlah putra kedua. Bagi mereka dua anak sudah cukup mengingat usia ayahnya sudah kepala empat.
Perjalanan rumah tangga mereka sangat harmonis, hampir setiap pagi sebut saja Pak Wawan meyempatkan diri momong putranya jalan-jalan pagi sebelum berangkat kerja. Sementara Bu Wawan menyiapkan sarapan pagi buat keluarga tercinta.
Lama tak terdengar kabarnya, pada saat menghadiri pernikahan di sebuah gedung bu Wawan menghampiri saya.
“Bu, mohon maaf saya belum pamit sama Ibu. Suami sudah purna tugas, saya dan anak-anak tinggal di desa sebelah. Dua bulan setelah memasuki masa purna tugas, saya dan suami resmi bercerai. Kami bercerai baik-baik karena ada masalah yang tidak bisa saya ceritakan. Suami masih memberi nafkah buat anak-anak karena anak-anak masih ikut saya. Kegiatan saya sekarang menerima jahitan baju untuk menyambung hidup. Mantan suami saya kembali ke rumah orang tuanya di kota lain.”
Subhanallah Bu Wawan cerita tanpa air mata, begitu tegar dia menghadapi masalah sendiri. Padahal biasanya jika ada masalah dalam rumah tangga, pasti seorang ibu tidak bisa menyimpan sendirian.
Beberapa hari yang lalu ayah dari Bu Wawan telah berpulang ke rahmatullah, seperti biasa kami ta’ziyah berbela sungkawa ke rumahnya. Dalam keadaan berduka cita Bu Wawan menyampaikan permohonan maaf dan pamit mau pindah ke Surabaya ke rumah orang tuanya. Kami semua saling berpandangan penuh tanda tanya. Dengan sangat hati-hati seorang teman di antara kami memberanikan diri bertanya, “Lho kenapa pindah Surabaya?… Rumah ini kan baru ditempati belum genap setahun. Berarti sekolah anak-anak juga pindah …”
” Iya Bu, kami sudah berupaya namun memang harus demikian perjalanan hidup saya. Dua tahun menjelang purna tugas, suami saya sering komunikasi dengan mantan istrinya. Saya tidak tahu persis sejauh mana hubungan mereka. Toh akhirnya kami tidak bisa mempertahankan rumah tangga kami, akhirnya kami berpisah secara baik-baik. Lalu tidak lebih dari enam bulan semua berjalan lancar. Saya dan anak-anak menempati rumah yang kami bangun sebelum masa pensiun, saya menerima jahitan baju, sementara suami memilih pulang ke rumah orang tuanya. Setelah orang tua saya meninggal dua minggu yang lalu, kami membuat keputusan baru. Suami dan anak-anak akan menempati rumah ini, saya yang akan kembali ke rumah orang tua saya. Saya dulu datang tidak membawa apa-apa dan akan kembali kepada orang tua seperti semula. Anak-anak saya biarkan ikut ayahnya agar tetap bisa melanjutkan sekolahnya. Ada kabar ayahnya anak-anak akan kembali pada mantan istrinya yang dulu … entahlah, biarkan Allah yang memilihkan jalan yang terbaik untuk saya,” Bu Wawan mengakhiri ceritanya.
Kami hanya bisa mendo’akan semoga ada jalan yang terbaik buat Bu Wawan atau Bu Novi. Perlu diketahui perceraian Pak Wawan dengan istri pertamanya lantaran belum dikaruniani keturunan. Namun setelah dapat keturunan mereka bisa menyatu kembali. Apa ada kesengajaan atau tidak??? Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment