Berikut Dunia Baca dot Com share sebuah kisah nyata cinta yang tragis sepasang muda-mudi yang akan melangsungkan pernikahannya namun pasangannya meninggal dunia hanya 90 menit sebelum upacara pernikahan. Sungguh ini merupakan Kisah cinta sejati yang sangat mengharukan.
Jika Anda sebelumnya sudah pernah mendengar dan/atau membaca Kisah Cinta yang Tragis dan Mengharukan ini, mungkin kali ini tidak begitu terharu, namun apabila Anda pertama kali membaca, pasti kisah ini membuat Anda sedih terharu.
Ok, langsung saja Anda simak Kisah Cinta Tragis “Meninggal 90 Menit Sebelum Menikah” berikut ini:
Jemma Webb sudah merencanakan pernikahannya yang indah jauh-jauh hari. Namun satu bulan sebelum pernikahan, kondisi tubuhnya yang digerogoti kanker semakin memburuk. Ia pun menyerah dan meninggal hanya 90 menit sebelum upacara pernikahan.
Jemma Webb (32 tahun) pertama kali mengalami gejala kanker ovarium pada tahun 2008. Untuk mengurangi penderitaannya, ia sudah pernah menjalani operasi dan pada Februari 2010 mulai pengobatan kemoterapi.
Namun setelah 4 tahun berjuang melawan kanker, ia akhirnya harus menyerah dan pasrah ketika kanker ovarium merenggut nyawanya. Tragisnya, itu terjadi hanya 90 menit dari upacara pernikahannya.
Jemma bukanlah gadis yang manja. Meski di tubuhnya tumbuh sel kanker ganas, ia tak pernah menyerah dan berusaha keras melawan kanker tersebut sejak pertama kali didiagnosis. Perjuangannya bahkan sudah mengilhami banyak perempuan.
“Dia menguatkan dirinya sendiri untuk dapat melalui semua penyakit. Beberapa orang telah menyerah tapi dia selalu berpikir dia akan mengalahkan kanker ovarium itu,” ujar Alex Bradford (30 tahun), tunangannya, seperti dilansir Dailymail, Jumat (30/3/2012).
Menurut Bradford, Jemma mungkin memiliki kanker tetapi kanker tak pernah bisa memilikinya. Semua orang kagum dengan Jemma dengan apa yang ia lakukan dan bagaimana ia melawan kanker.
Jemma telah bekerja keras untuk untuk meningkatkan profil Eve Appeal, yayasan penelitian untuk kanker ginekologi. Ia pun ikut serta dalam Great West Run dan Birmingham Half Marathon, dan mengambil bagian dalam Race for Life di akhir pekan setelah ia menjalani kemoterapi.
“Dia sangat inspiratif. Ia selalu bersemangat seolah-olah selalu ada hari esok. Dia sudah tidak kuat ikut Race for Life tapi ia bertekad melakukannya. Ia menyentuh semua orang. Ia bertekad untuk menyampaikan pesan kepada semua wanita muda tentang bahaya kanker ovarium, yang mereka sebut sebagai ‘silent killer’,” ujar ibundanya, Janet Webb.
Jemma dan Bradford bertemu di tempat kerja EDF Energy, Exeter, hanya 9 bulan sebelum ia meninggal dunia. Pada awalnya, Bradford sama sekali tak mengetahui bahwa Jemma menderita kanker, sama seperti rekan-rekannya yang lain.
Pasangan ini menjalani hubungan yang normal. Namun dua bulan setelah itu, kanker mulai menyebar ke hati dan paru-paru Jemma, yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit.
“Tapi saya mencintainya, sesederhana itu,” tegas Bradford.
Pasangan ini pun merencanakan pernikahan pada 18 April mendatang di Colehayes Park, sebuah mansion Grade II Georgia terdaftar di Dartmoor National Park.
Namun pada 16 Maret lalu, kondisi Jemma semakin memburuk dan pasangan itu memutuskan untuk menikah pada 17 Maret. Mereka mengatur izin khusus untuk melakukan upacara pernikahan di rumah Jemma pada 17 Maret pada pukul 16.30 waktu setempat.
Sayangnya pada pukul 15.00, tunangan dan keluarganya harus menerima bahwa Jemma sudah tak bisa lagi bangun dari tempat tidur untuk selamanya.
“Pada hari itu ia jelas sangat senang dan saya juga. Tapi pada pukul 14.00 kondisinya semakin memburuk dan dalam waktu satu jam ia sudah pergi,” ujar Bradford.
like this and share :)
No comments:
Post a Comment